Tuesday 21 February 2017

STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN


Setelah kita mengenali beberapa aspek penyuluhan pertanian seperti falsafah, masalah, metode. Komunikasi dan lain sebagainya, maka dalam bagian ini akan dijabarkan secara singkat tentang strategi penyuluhan pertanian yang sebaiknya diterapkan oleh seorang PPL, PPS, PPNI di dalam melaksanakan tugas seluruhnya.
Dalam bab ini ada dua hal yang tampil menjadi topik sentral pembahasan sebagai berikut :
Ø  Pertama     :    adalah menyangkut perubahan strategi bahwa penyuluhan pertanian bukan hanya menyangkut soal peningkatan produksi semata, tetapi juga mesti melihat masalah-masalah setelah produksi itu dihasilkan.
Ø  Kedua       :    adalah pembahasan tentang perlunya perubahan pendekatan kelembagaan yang selama ini dilakukan.
Strategi penyuluhan pertanian haruslah mampu menjawab tantangan-tantangan pembangunan pertanian yang sifatnya universal. Sebagai pendidikan non formal yang berusaha untuk meningkatkan produksi hingga tercapainya kehidupan petani yang lebih baik, tentu akan beralasan sekiranya arah dan tujuan dari strategi penyuluhan pertanian tersebut selalu di kelingkan pada pemenuhan maksud diatas.
Dalam rangka meraih hasrat semacam itulah, maka dalam uraian ini disiapkan beberapa gagasan dan sumbangan saran yang sebaiknya di perhatikan. Baik oleh pemerintah ataupun kelompok masyarakat lainnya.

A.    Merancang Strategi Informasi Pasar Hasil Pertanian

Selama kurang lebih 15 tahun Indonesia melaksanakan pembangunan yang berencana (PELITA), ternyata banyak kemajuan yang telah dicapai. Dari sekian banyak sektor yang berhasil.

-          Pembangunan pertanian khususnya tanaman pangan, untuk komoditi padi benar-benar menunjukkan hasil yang memuaskan.

-          Peningkatan produksi padi Indonesia betul-betul sangat spektakuler, hingga sangat beralasan kalau pada akhirnya Affandi selaku Menteri muda urusan produksi pangan menegaskan bahwa sejak tahun 1983 ini Indonesia berhak untuk swasembada beras. Suatu prestasi pembangunan yang wajib dijadikan contoh/teladan.

Namun begitu juga perlu disadari bahwa pembangunan pertanian, tidaklah hanya terbatas pada aspek peningkatan produksi semata, atribut swasembada beras, juga bukan jaminan yang argumentatif untuk menyatakan keberhasilan pembangunan pertanian.

Yang jelas, keadaan setelah produksi berhasil di tingkatkan, masalah-masalah yang timbul adalah:

1.      Pasca penen dan pemasaran umumnya akan tampil menjadi persoalan pembangunan pertanian.

2.      Alat transportasi yang kurang didapati di pedesaan yang jauh dari perkotaan juga menjadi persoalan berikutnya.

Itulah barang kali salah satu sebab mengapa para pakar pertanian sering menyatakan bahwa pasca panen, pemasaran, dan alat transportasi adalah persoalan yang tidak boleh dilibatkan urgensinya, keduanya pantas disebut  “The secondary problems”.

Ø  Pada intinya perkembangan pertanian di Indonesia dan khusus di sentra-sentra produksi akan terhambat oleh sistem pemasaran hasil pertanian yang tidak efisien.

Ø  Faktor yang lain juga yang menjadi penghambat yang menonjol dalam sistem pemasaran hasil pertanian adalah kurangnya informasi pasar.

Kelangkaan informasi  pasar cenderung akan menyebabkan timbulnya keadaan yang tidak berimbang yang tercermin dalam fluktasi harga dan perbedaan harga yang cukup besar antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya.

Konsekuensi dari suasana yang demikian adalah (1) besarnya risiko usaha dan turunnya gairah berproduksi dari para petani produsen itu sendiri (2) langkanya informasi pasar juga akan menyebabkan turunnya kekuatan tawar-menawar di tingkat petani produsen.

Dengan demikian usaha-usaha pemerintah untuk menyelenggarakan informasi pasar hasil pertanian yang cepat dan cermat untuk meningkatkan pengetahuan petani pada khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap perkembangan harga, dan sangat penting dalam mencapai tujuan mening-katkan efisiensi pemasaran hasil pertanian di Indonesia.

Akibatnya, kalau saja pemerintah berkenan untuk menyelenggarakan suatu kegiatan yang diarahkan untuk meluruskan cita-cita diatas, maka sudah sepantasnya jika kegiatan yang akan ditempuh tersebut, tetap diarahkan guna memperbaiki pelayanan informasi pasar, sebagai langkah awal dalam rangka pengintegrasian menuju suatu sistim pasar nasional.

Pada sudut lain, juga terbukti bahwa disamping adanya hasrat seperti diatas tadi, maksud dari pengembangan informasi pasar adalah :

-          Agar petani dan pedagang mampu pula mengarahkan produksi bahan makanannya serta pemasaran yang sesuai dengan harga pasaran.

-          Mengurangi fluktasi harg dan resiko pemasaran serta meningkatkan kekuatan tawar-menawar para petani produsen sendiri.

Informasi pasar yang dirancang dengan bijaksana, juga memberikan data harga yang dapat diandalkan dan berguna untuk menetapkan kebijak-sanaan atau untuk bahan pengkajian dan penelitian di Universitas/PT.

Berikut ini penulis mencoba akan membahas secara sederhana tentang salah satu aspek dari informasi pasar yang paling urgen dan mendesak untuk dilaksanakan dan kegiatan ini adalah :

-          Pentingnya pelayanan informasi, harga sebagai penunjang terciptanya informasi pasar yang rasional, realistik dan sesuai pula dengan kebutuhan serta minat petani di pedesaan.

Hal ini perlu untuk disampaikan, mengingat beberapa pertimbangan:

-          Salah satunya adalah adanya fakta yang menyatakan bahwa hingga detik ini pemerintah telah merintis satu kerjasama teknis antar pihak Indonesia dengan negara Jerman Barat, kegiatan ini populer dengan sebutan pelayanan informasi harga ATA 85/86.

Sejak sekarang, jika kita kaji dengan seksama tentang konsep dasar dari rintisan pemerintah, jelas terlihat bahwa sistim pelayanan informasi harga yang telah diujicobakan di beberapa sentra produksi, umumnya akan dicirikan oleh dua kegiatan yang paling penting :

a.       Pertama adalah yang menyangkut pengumpulan data, pengolahan data dan pengiriman data.

b.      Kedua adalah mengenai penyampaian dan penyebaran informasi kepada kelompok ssaran lewat media massa.

·         Pengiriman Data

Dari keterangan yang dikeluarkan pemerintah, hingga saat ini, komoditi yang dikumpulkan data harganya adalah sayur mayur dan palawija. Penentu daerah yang dijadikan sentra produksi untuk pencatatan biasanya akan ditentukan oleh besar kecilnya produksi dari sentra produksi tersebut.

Tingkat harga yang dicatat adalah harga yang diinginkan oleh kelompok sasaran yang sebelumnya telah diidentifikasi melalui suatu survei persiapan pembentukan sistim pelayanan informasi harga.

Pengumpulan data harga tersebut akan dilakukan setiap hari, kecuali hari minggu, hari libur nasional serta khusus untuk daerah-daerah produksi tertentu, sedangkan  mengenai sistim pengolahan data yang dilakukan, yaitu dengan menggunakan “metode  rata-rata tanpa ekstim” artinya? Dengan menghilangkan harga maksimum dan minimum, dan dari sisanya baru diambil harga rata-ratanya. 

·         Penyampaian Data kepada Sasaran

Seperti diketahui, media massa yang digunakan umumnya dapat dibagi ke dalam tiga bagian, dan ketiga media massa tersebut adalah :

-          Radio, TV

-          Papan Harga, dan

-          Surat Kabar

Pemilihan radio/TV sebagai salah satu media massa yang diharapkan, memang cukup beralasan. Sebab kalau dibandingkan dengan surat kabar, memang radio lebih memasyarakat di kalangan para petani Indonesia. Artinya kalau anda sempat jalan-jalan ke pedasaan, maka disana akan banyak ditemukan radio dari masyarakat setempat ketimbang koran.

Sedangkan mengenai papan harga yang dipasang di pusat pasar ataupun surat kabar daerah, pada intinya dimaksudkan sebagai pelengkap dari penggunaan radio. Yang jelasnya lagi kalau dibandingkan dengan efektivitasnya, maka radio akan lebih besar dibandingkan dengan kedua media massa yang lainnya.

Adapun untuk waktu penyampai data harga memang perlu disesuaikan dengan luang petani.

-          Berdasarkan data yang diperoleh, maka waktu yang paling efektif adalah dikala malam hari, tatkala petani sedang beristirahat atau pada pagi hari, dikala petani akan berangkat ke ladang.

-          Bahasa yang dipergunakan akan lebih baik sekiranya dilaksanakan dengan daerah untuk propinsi dan bahasa Indonesia kalau dari RRI Jakarta.

Demikian secara singkat telah diutarakan satu rancangan dasar dari pelaksanaan kegiatan pelayanan informasi harga yang dewasa ini sedang dikembangkan oleh pemerintah/dinas terkait.

Memang, merancang suatu strategi pelayanan pasar hasil pertanian memang bukan usaha yang cukup mudah untuk mewujudkannya, peran serta kerja keras memang harus kita kerjakan        

B.     Menuju Penyuluhan Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian

Perlunya dicermati lagi bahwa antara pemasaran dengan pembangunan sangat berkaitan sekali, khususnya bagi komoditi-komoditi pertanian. Pada tingkat ekonomi yang belum berkembang, pemasaran hasil pertanian hanyalah merupakan kegiatan yang sangat sederhana sifatnya, serta tidak membutuhkan organisasi yang komplek dan juga fasilitas yang relatif mudah juga.

Hal ini disebabkan oleh keadaan dimana sebagian terbesar penduduk menghasilkan sendiri bahan makanan dan kebutuhan sehari-harinya.                                                                

Menurut Ir. Abu Haerah (1980) pembangunan adalah peningkatan spesialisasi dan intensifikasi produksi dan jasa sehingga makin banyak orang yang harus dipindahkan dari kelompok penduduk yang satu, ke kelompok penduduk yang lain. Salah satu gejala yang paling menonjol dalam pembangunan adalah meningkatnya proporsi penduduk yang hidup di kota yang bekerja di luar bidang pertanian dan menggantungkan kebutuhan bahan makanannya dan sistim pemasaran yang berlaku.

Dalam proses pembangunan ekspor hasil pertanian merupakan juga satu hal yang esensial, karena diperlukan devisa untuk membeli mesin-mesin dan lain-lain keperluan pembangunan yang tidak dapat diproduksi dalam negeri. Dan oleh sebab itu organisasi dan kegiatan pemasaran harus pula dikembangkan kearah yang lebih maju dan dapat menghasilkan yang berlipat ganda.

Untuk itu, kehadiran penyuluhan pemasaran sebagai bagian integral dari pembangunan pertanian sangatlah diperlukan urgensinya. Hal ini tentu beralasan, karena sistim penyuluhan yang dikembangkan di Indonesia haruslah sejalan dengan rencana induk dari pembangunan pertanian.

Penyuluhan pemasaran hasil-hasil pertanian adalah sistim pendidikan non formal yang diberikan kepada para petani produsen dan pedagang di pedesaan agar mereka mampu memiliki perilaku yang sesuai dengan arah dan derap langkah pembangunan pertanian.

Disamping itu, dengan penyuluhan pemasaran yang dilaksanakan secara manusiawi, maka keterlibatan para tengkulak atau pedagang perantara yang umumnya sangat doyan mempermainkan tingkat harga di petani, paling tidak akan dieliminasi. Dengan demikian, sangatlah beralasan jika penyuluhan pertaniannya pun hanyalah berorientasi pada peningkatan produksi.

Persoalannya sekarang ini adalah para petani kesulitan dalam pemasaran-pemasaran hasil-hasil produksi yang kian banyak dan tidak ada tempat penampungannya, karena stok yang lama masih ada. Alasannya.

Dalam mekanismenya penyuluhan pemasaran hasil-hasil pertanian yang selayaknya dikembangkan di pedesaan kita adalah yang langsung di bawah bimbingan para tenaga penyuluhan didaerah.

Dikarenakan para PPL adalah ujung tombak dari pembangunan pertanian, maka kegiatan penyuluhan pemasaran pun sudah sewajarnya dibebankan kepada mereka. Dan persoalannya kini, bagaimana dan siapa yang bertanggung jawab untuk menyusun materi yang akan disuluhkan.

-          Salah satunya adalah peran serta Koperasi, Bulog, dan aparat pemeritah lainnya seperti Departemen Pertanian dan BPLPP. Mereka inilah sebenarnya yang paling berwenang untuk menyiapkan materi-materi yang akan ditempatkan sebagai bahan penyuluhan.

-          Materi yang dibuat kemudian atau selanjutnya perlu dijabarkan lebih detail lagi oleh para PPL yang langsung bertatap muka dengan para petani produsen dan pedagang.

Salah satu kerjasama yang dilakukan oleh proyek informasi pemasaran dengan proyek penyuluhan pertanian (NAEF), sebenarnya merupakan salah satu langkah awal kearah terciptanya penyuluhan pemasaran. Dimana lewat perpaduan proyek ini telah dijelaskan dan disuluhkan tentang perlunya pengetahuan petani terhadap parameter-parameter pasar yang sebaiknya diketahui oleh kaum tani di pelosok-pelosok pedesaan.

Jelasnya, dengan adanya penyuluhan pemasaran mengenai komoditi hasil-hasil pertanian yang selama ini terlihat momok, mungkin saja akan dapat diselesaikan. Dan justru yang paling penting untuk diresapkan adalah:

-          Bagaimana cara kita dalam menata materi dan operasi yang lebih baik lagi pengembangan penyuluhan pemasaran di negarai yang kita cintai ini.

-          Marilah kita menuju penyuluhan pemasaran hasil-hasil pertanian.         

C.    Menuju Penyuluhan Pertanian Terpadu

Menurut sejarahnya, tahun 1908 adalah titik awal penyuluhan penyuluhan pertanian di kembangkan di Indonesia, yaitu setelah diangkatnya 5 orang penasehat pertanian (Land bouwadviseur) dan beberapa pembantu penasehat pertanian lainnya.

-          Sejak saat itu, secara berturut-turut sistem penyuluhan pertanian di negara kita mengalami perkembangan.

-          Rencana kemakmuran telah diperkenalkan sistem penyuluhan pertanian melalui Balai Pendidikan Masyarakat Desa

-          Rencana tiga tahun swasembada beras, lewat penyelenggaraan intensifikasi BIMAS yang lahir, merupakan hasil seminar penyuluhan pertanian tahun 1963

-          “Pilot Proyek” pasca usaha lengkap di Kerawang yang merupakan “Action Research” oleh fakultas pertanian IPB.

Dan semuanya ini memberikan dorongan kuat untuk lahirnya sistim penyuluhan pertanian yang baru.

Sistem kerja latihan dan kunjungan (LAKU) yang ditetapkan secara intensif sejak tahun anggaran 1976/1977 melalui “Lor Agrimeent” antara pemerintah Indonesia dengan Bank Dunia adalah sistem penyuluhan pertanian yang sampai detik ini kita kembangkan di Republik kita tercinta ini (secara lebih lengkap dapat dilihat : Eddy Marwoto dalam Penelaahan Pembinaan Kelompok Tani Pertanian Lapangan Sistem Latihan dan Kunjungan).

Bahan seminar, jurusan penyuluhan pertanian, departemen ilmu-ilmu sosial dan ekonomi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Menurut Tito Pranolo (1981) cara penyampaian materi penyuluhan pertanian tersebut dilakukan sebagai berikut :

q  Kebawah PPL menyampaikan materi penyuluhan kepada kontak tani untuk selanjutnya diteruskan ke trans yang maju dan petani pengikut.

q  Keatas PPL menerima inovasi atau materi penyuluhan dari PPS yang nantinya akan disuluhkan kepada kontak tani (lihat : Tito Pranolo dalam Penyuluhan Pertanian bagi Pembangunan Pertanian Terpadu). Bahan seminar pada Departemen Sosek, Faperta IPB, 1981.

Disinilah sebetulnya diperlukan perubahan strategi. Dalam mekanisme kerja penyuluhan pertanian, disamping para PPL menerima materi atau bahan-bahan penyuluhan dari PPS. Khususnya yang menyangkut “Felt-Need” dan “Interest” masyarakat tani tersebut. Sedangkan dalam perencanaan penyuluhan pertaniannya terutama “Rural Extension Centre”, harus mampu merencanakan program penyuluhan pertanian untuk berbagai macam komoditi pertanian, dan bukan hanya komoditi tanaman pangan berlaku.

Untuk itulah selain melibatkan BIMAS dan BPLPP, perlu juga mengikutsertakan seluruh Deroktorat Jenderal yang ada di lingkungan Departemen Pertanian dalam merencakan program-program penyuluhan pertanian yang akan dilakukannya. Hal ini penting dikemukakan, mengingat citra adanya tumpang tindih program antara FKPP dengan Dinas-Dinas Pertanian dalam rangkaian  kerja penyuluhan pertanian tentu tidak akan terdengar lagi.

Sehingga kalau saja penyuluhan pertanian di negara kita sudah mampu menjadi terpadu dalam konsep dan realita

Maka dari itu perencanaan penyuluhan pertanian yang seharusnya dilakukan adalah melalui pendekatan yang dari bawah. Yaitu dari kebutuhan kebutuhan dasar petani (bottom up approach).

Akibatnya penyuluhan pertanian yang selama ini dilakukan secara terpisah-pisah itu dapat diatasi dengan mengikutsertakan seluruh Direktorat Jenderal yang ada di lingkungan Departemen Pertanian. Khususnya dalam hal merencanakan program penyuluhan pertanian terpadu.

Analoginya mudah-mudahan saja dengan adanya perubahan strategi yang cukup prinsip ini “poliical will” pemerintah di sektor pertanian yang sekarang ini terlihat seperti sedang menciptakan “farmor gambling” bukan merupakan suatu pernyataan. Atau disengaja sama sekali.          

D.    Media Penyuluhan Pertanian

Dalam proses komunikasi pada penyuluhan pertanian diperlukan media penyuluhan yaitu saluran yang dapat menghubungkan penyuluh dengan materi penyuluhannya. Pada dasarnya media penyuluhan itu dapat berupa media hidup dan media mati, yang dimaksud

-          media hidup yaitu orang-orang tertentu yang telah menerapkan materi penyuluhan atau pengetahuan dibidang pertanian, misalnya kontak tani.

-          Media mati yaitu sarana tertentu yang selalu digunakan atau dapat digunakan untuk memperantarai hubungan tersebut, seperti radio, televisi, majalah, surat kabar, koran masuk desa, selebaran, poster dan lain-lain.

Sebagai perantara yang dipercaya dapat menghubungkan dengan baik antara penyuluh dengan petani media penyuluhan (baik media hidup maupun media mati) hendaknya memiliki sifaat-sifat sebagai berikut:

(1)    Dinamis dan dapat menyatukan berbagai pihak, dan dapat menampung segala pesan.

(2)    Sederhana tetapi mapan dan tepat dalam penampilannya sehingga penyuluh ataupun sasaran tidak segan dan enggan untuk memanfaat-kannya.

(3)    Yang mudah diikuti dan diperoleh kedua belah pihak (penyuluh atau pun petani)

(4)    Dapat memberikan kegiatan yang praktis dan mudah diselenggarakan oleh masyarakat.

(5)    Yang murah pembiayaannya baik dipandang dari pihak penyuluh maupun dari pihak para petani.

(6)    Dapat menimbulkan pengaruh yang positif.

Dengan pengertian bahwa media penyuluhan harus dapat menimbulkan pengaruh yang positif (viele sifat No. 6) harus diartikan pula dapat memberikan pengaruh yang membekas (residuel effect) sehingga materi penyuluhan itu akan menerap terus, dilaksanakan terus dalam pembaruan, yang selanjutnya akan lebih di sempurnakan dengan adanya teknologi yang selalu dikemukakan dalam perkembangan.   

E.     Alat Bantu Penyuluhan Pertanian

Dalam pelaksanaannya penyuluhan tidak luput dari keperluan perbantuan. Perbantuan disini khususya adalah penggunaan alat-alat pembantu pengajaran atau penyuluhan mempunyai peranan penting dalam proses belajar.

Manfaat alat bantu antara lain :

-          Membantu menarik perhatian para siswa untuk beberapa dan menjadikan pelajaran itu lebih menarik.

-          Membantu guru mengingat detail pelajaran

-          Membantu guru menjelaskan pelajaran sedemikian rupa sehingga siswa menjadi mudah dan cepat pengertiannya.

-          Membantu guru menyajikan pelajaran lebih teratur menurut urutan dan susunan yang mudah diikuti oleh siswa.

-          Para siswa akan mengingat lebih lama apa yang dilihat dari pada yang didengar.

Berhubungan dengan tempat dimana pelajaran itu diadakan oleh para PPL, PPS, maka pelajaran itu dapat diberikan di berbagai macam tempat: di rumah petani, di ladang, dikolam, di kandang, dikantor, dirumah penyuluh atau di pusat BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) dan sebagainya. Jika penyuluhan pertanian menjadi pengambil prakarsa dan tuan rumah dari peristiwa itu, maka ia harus mempersiapkan tempat pertemuan itu jauh sebelumnya dan dengan tetap memperhatikan lingkungan sekitar sehingga pertemuan itu nanti dapat dinikmati serta menyenangkan bagi para tamu maupun para tuan rumah.

F.     Media dan Alat Peraga Penyuluhan

Media yang elektronik yang umum digunakan

1.      Overhead projektor/transparan

Media transparan ini adalah media visual proyeksi yang dibuat diatas bahan transparan. Berbagai materi, pesan, gambar, grafik dan lain-lain dapat ditampilkan dalam media transparan. 

2.      Radio merupakan salah satu media audio

Dimana pesan hanya dapat ditangkap melalui indra pendengar. Namun tetap memiliki beberapa kelebihan sehingga digunakan secara meluas khususnya dalam program siaran di pedesaan.  

3.      Televisi

Merupakan salah satu media audio – visual, dimana pesan dapat ditangkap lewat indera pendengar dan penglihatan. Sangat efektif untuk media penyuluhan pertanian, karena jangkauannya sangat luas mengingat cukup banyaknya jumlah sasaran (petani) di pedesaan yang memiliki pesawat televisi.

Beberapa kelebihan yang dimiliki media televisi adalah:

a)      Sebagai media massa, jangkauan siarannya sangat luas

b)      Pengujiannya sangat menarik dan memikat

c)      Pesan yang ditampilkan konkrit dan realitas  

 



KESIMPULAN

Dalam mewujudkan penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang produktif, efektif dan efisien ditetapkan strategi sebagai berikut:

a)      Menadayagunakan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai basis kegiatan penyuluhan pertanian. Oleh karena itu peranan BPP harus dipertahankan dan dibangun lebih lanjut dengan menyediakan berbagai fasilitas yang diperlukan.

b)      Menjadikan penyuluhan pertanian sebagai kebutuhan pemerintah kabupaten/ kota dan gerakan masyarakat yang dinamis dan bertujuan meningkatkan kesejahteraan di masyarakat umumnya.

c)      Meningkatkan pesan penyuluh pertanian swakarsa dari petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku-pelaku agribisnis dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian.

d)     Mengembangkan pendekatan penyuluhan pertanian dengan perspektif sistim dan usaha agribisnis oleh ketahanan pangan berdasarkan kepentingan petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis

e)      Mensosialisasikan pedoman umum ini secara terencana dan terus menerus agar instansi-instansi dan pihak yang terkait dengan penyelenggaraan penyuluhan pertanian benar-benar mengacu pada isi pedoman umum ini dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian.

f)       Mendorong adanya diferensiasi tugas dan fungsi antara dinas pengaturan dan pelayanan dengan kelembagaan penyuluhan pertanian.

g)      Menggunakan “petani belajar dari petani” sebagai pendekatan utama kegiatan penyuluhan pertanian

h)      Menggunakan metode-metode pendidikan orang dewasa dengan pendekatan “belajar sambil bekerja” bekerja sambil belajar dan “belajar untuk menemukan”.

i)        Memberdayakan wanita dan generasi muda pertanian dalam pembangunan agribisnis dan ketahanan pangan yang responsif  gender.

j)        Menumbuh kembangkan dinamika organisasi dan kepemimpinan petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku-pelaku agribisnis

k)      Mengembangkan sekolah-sekolah pertanian dan lembaga pendidikan tinggi untuk mempersiapkan pengusaha agribisnis masa depan dan penyuluh pertanian ahli, memberikan konsultasi dan mengembangkan penyuluhan pertanian.

l)        Mengembangkan Balai Diklat Pertanian/Agribisnis yang berfungsi untuk memberdayakan penyuluhan pertanian secara berkesinambungan melalui kegiatan diklat.

m)    Mengembangkan inkubator agribisnis di lembaga-lembaga pendidikan pertanian (SPP, APP, STPP, Balai Diklat Pertanian/Agribisnis dan Lembaga Penyuluhan Pertanian.

n)      Mengembangkan dan memanfaatkan sumber-sumber informasi ilmiah dan teknologi lokal spesifik yang cakupannya di perluas dengan sosial – ekonomi khususnya informasi pasar yang dikembangkan oleh petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis.

o)      Mendorong Pemda, LSM masyarakat pelaku agribisnis dan lembaga penyuluhan pertanian.



DAFTAR PUSTAKA

Kebijaksanaan Nasioanal Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian. Departemen Pertanian 2002

Ir. A.G. Kartasapoetra. Teknologi Penyuluhan Pertanian 2002 – 2004

Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. 1994

Prof. Dr. Ir. Soedarmanto.M.Ed. ISBN – 2003.979 – 508 – 15. 2003

Dasar-dasar Penyuluhan Modernisasi Pertanian 1976

Ir. Mulyadi Faktor-faktor  yang mempengaruhi keberhasilan penyuluhan Pertanian. 2002     



1 comment:

  1. Saya tidak bisa cukup berterima kasih kepada layanan pendanaan lemeridian dan membuat orang tahu betapa bersyukurnya saya atas semua bantuan yang telah Anda dan staf tim Anda berikan dan saya berharap untuk merekomendasikan teman dan keluarga jika mereka membutuhkan saran atau bantuan keuangan @ 1,9% Tarif untuk Pinjaman Bisnis. Hubungi Via:. lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. WhatsApp ... + 19893943740. Terus bekerja dengan baik.
    Terima kasih, Busarakham.

    ReplyDelete