1.
Topik
:
Keganasan
pada organ reproduksi wanita
2.
Sub
Topik :
Kista Ovarium
3.
Sasaran
:
Wanita Usia Subur (25 – 35)
di wilayah Pedesaan
4.
Tempat
:
Balai Desa
5.
Hari/Tanggal
:
Kamis
/ 8
Oktober
2014
6.
Waktu
:
07.50-08.30
7.
Tujuan
a. Tujuan
Umum : Memberikan
informasi mengenai kista ovarium
b. Tujuan
Khusus :
· Peserta
dapat memahami pengertian
kista ovarium
· Peserta dapat mengetahui tentang angka kejadian kista
ovarium di Indonesia
· Peserta
dapat memahami tentang tanda
gejala kista ovarium
· Peserta
dapat memahami proses
terjadinya kista ovarium
· Peserta
dapat memahami faktor resiko kista
ovarium
· Peserta
dapat memahami cara pencegahan
atau deteki dini kista ovarium
· Peserta
dapat memahami penanganan
kista ovarium
8.
Materi
(Terlampir)
a. Pengertian kista ovarium
b. Angka kejadian kista ovarium di Indonesia
c. Tanda gejala kista ovarium
d. Proses terjadinya kista ovarium
e. Faktor resiko kista ovarium
f. Pencegahan atau deteksi dini kista ovarium
g. Penanganan kista ovarium
9.
Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
10.
Media
:
a. Leaflet
b. Poster
c. Materi
dalam Power Point
11.
Metode
Evaluasi
a. Peserta
dapat menjelaskan tentang pengertian kista ovarium
b. Peserta
dapat mengetahui angak
kejadian kista ovarium
c. Peserta
dapat menyebutkan tentang tanda
gejala kista ovarium
d. Peserta
dapat menjelaskan
tentang proses terjadinya kista ovarium
e. Peserta
dapat menyebutkan tentang faktor
resiko kista ovarium
h. Peserta dapat menyebutkan cara pencegahan atau deteksi dini kista ovarium
i. Peserta
dapat mengetahui Penanganan
kista ovarium
12.
Kegiatan
Penyuluhan
No.
|
Waktu
|
Kegiatan
Penyuluhan
|
Kegiatan
Peserta
|
1.
|
5
menit
|
Pembukaan :
1.
Memberikan salam
2.
Memperkenalkan diri
3.
Menjelaskan tujuan penyuluhan
4.
Menyebutkan materi yang akan diberikan
5.
Membagikan leaflet
|
1.
Menjawab salam
2.
Memperhatikan
3.
Memperhatikan
4.
Memperhatikan
5.
Menerima dan membaca
|
2.
|
25
menit
|
Pelaksanaan :
1.
Pengertian
kista ovarium
2.
Angka kejadian
kista ovarium di Indonesia
3.
Tanda gejala
kista ovarium
4.
Proses
terjadinya kista ovarium
5.
Faktor resiko kista ovarium
6.
Pencegahan
atau skrining kista ovarium
7.
Penanganan
kista ovarium
8.
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan peserta
|
1.
Memperhatikan
2.
Memperhatikan
3.
Memperhatikan
4.
Memperhatikan
5.
Memperhatikan
6.
Memperhatikan
7.
Memperhatikan
8.
Bertanya dan mendengarkan jawaban
|
3.
|
10 menit
|
Evaluasi :
1.
Meminta peserta menjelaskan tentang pengertian kista ovarium
2.
Meminta peserta menyebutkan tentang tanda gejala kista ovarium
3.
Meminta peserta
menjelaskan proses terjadinya kista ovarium
4.
Meminta peserta menyebutkan faktor resiko kista ovarium
5.
Meminta peserta menyebutkan cara pencegahan atau deteksi dini kista ovarium
6.
Meminta peserta menyebutkan penanganan kista ovarium
|
1.
Menjelaskan tentang pengertian kista ovarium
2.
Menyebutkan tentang tanda gejala kista ovarium
3.
Menjelaskan
tentang proses terjadinya kista ovarium
4.
Menyebutkan tentang faktor resiko kista ovarium
5.
Menyebutkan tentang cara pencegahan atau deteksi dini
6.
Menyebutkan tentang penanganan kista ovarium
|
4.
|
2
menit
|
Penutup :
1.
Mengucapkan terima kasih atas perhatian yang
diberikan
2.
Mengucapkan salam penutup
|
1.
Memperhatikan
2.
Membalas salam
|
Lampiran
MATERI
A.
Pengertian
Kista Ovarium
Kista merupakan penyakit yang halus, rumit dan unik, karena keberadaannya mirip dengan
kehamilan, di mana semua wanita mempunyai resiko akan hadirnya penyakit ini.
Setiap wanita mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri yang ukurannya normalnya
sebesar biji kenari. Setiap indung telur tersebut berisi ribuan telur yang
masih muda atau folikel yang setiap bulannya akan membesar dan
satu diantaranya membesar sangat cepat sehingga menjadi telur yang matang. Pada
saat masa subur telur yang matang ini keluar dari indung telur dan
bergerak kerahim melalui saluran telur. Apabila sel telur yang matang ini
dibuahi, Folikel akan mengecil dan menghilang dalam
waktu 2-3 minggu dan akan terus berulang sesuai siklus haid pada seorang
wanita. Namun, jika terjadi gangguan pada proses siklus ini, maka kista pun
akan terjadi (Chyntia, 2010).
B.
Angak Kejadian Kista Ovarium
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia angka
kejadian kista ovarium di Indonesia mencapai
37,2%, dan paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50
tahun, dan jarang sekali pada masa pubertas. (Hanifa W, 2007). Sedangkan
menurut data dari Rumah
Sakit Muhammadiyah Surabaya menunjukkan bahwa angka kejadian kista ovarium pada bulan Januari -
Maret
2011, sebanyak (15,1%) dengan kelompok umur 17- 45 tahun. Dan pada bulan April - Juni 2011, penderita kista ovarium sebanyak
32 orang (39,5%) dari jumlah pasien dengan penyakit kandungan sebanyak 81 orang
dengan kelompok umur 17- 45 tahun sebanyak 11 orang, usia > 45 tahun
sebanyak 21orang. Berdasarkan informasi yang telah diuraikan diatas dapat
diketahui bahwa angka kejadian kista ovarium di rumah sakit surabaya
internasional cenderung meningkat sebesar 24,4%.
C.
Tanda Gejala Kista Ovarium
-
Perut
terasa penuh, berat, dan kembung
-
Tekanan
pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
-
Haid
tidak teratur
-
Nyeri
panggul yang menetap atau kambuh yang dapat menyebar kepunggung bawah dan paha
-
Nyeri
senggama
-
Mual dan ingin muntah
-
Pengerasan
payudara mirip pada saat hamil
-
Nyeri
tekan perut bagian bawah yang akut. (Moore, 2001)
D.
Proses Terjadinya Kista Ovarium
Seorang wanita yang sehat biasanya memiliki sepasang ovarium
di kanan dan kiri rahim. Setiap ovarium menghasilkan satu telur setiap bulannya
dan telur itu terbungkus dalam kantong yang bernama folikel. Setiap bulan folikel tersebut membesar dan satu di antaranya membesar sangat cepat
dan menjadi telur yang matang. Pada peristiwa pembuahan, telur yang matang ini keluar dari indung telur dan bergerak
ke rahim melalui saluran telur. Apabila sel telur yang matang ini tidak
dibuahi, folikel akan mengecil dan menghilang dalam waktu 2-3 minggu dan akan
terus berulang sesuai siklus haid pada seorang wanita. Jikalau ada
gangguan proses siklus ini maka akan terjadi apa yang disebutkista.
Ketika folikel tidak berhasil pecah untuk mengeluarkan telur
di dalamnya, cairan di dalamnya akan membentuk kista kecil yang tidak lebih
besar dari 4 cm. Kista varium ini disebut kista fungsional yang lumrah
terbentuk pada salah satu ovarium wanita. Setelah beberapa waktu, kista ini akan
menyusut dan hilang dengan sendirinya. Sebenarnya kista
dapat hilang dengan sendirinya, namun pada beberapa kasus justru menimbulkan
masalah kesehatan seperti haid tidak lancar, pendarahan, kista pecah, tidak
bisa hamil, batang ovarium terlilit, dan juga kanker endometrium.
E.
Faktor
Resiko Kista Ovarium
1. Riwayat kista ovarium sebelumnya
2. Siklus menstruasi tidak teratur
3. Haid pertama lebih awal,
menopause lebih lambat
4. Tidak pernah hamil atau
sulit hamil
5. Hipotiroidisme atau ketidakseimbangan hormon
6. Wanita dengan keluarga
pernah kanker ovarium
7.
Wanita yang pernah menderita kanker payudara atau
usus besar
F.
Pencegahan atau Deteksi Dini Kista Ovarium
Tidak
ada upaya pencegahan yang dapat dilakukan
agar terhindar dari penyakit ini. Upaya yang bisa dilakukan adalah untuk
mengetahui secara dini penyakit ini sehingga pengobatan yang dilakukan memberi
hasil yang baik dengan komplikasi yang minimal. Upaya yang dilakukan adalah
dengan melakukan pemeriksaan secara berkala yang meliputi:
1. pemeriksaan
klinis ginekologik untuk mendeteksi
adanya kista atau pembesaran ovarium lainnya
2. pemeriksaan
Ultrasonografi (USG) bila perlu
dengan alat Doppler untuk
mendeteksi aliran darah
3. pemeriksaan petanda tumor (tumor marker)
4. pemeriksaan CT-Scan/MRI bila dianggap perlu (Chyntia, 2010),.
G. Penanganan Kista Ovarium
Menurut Prawirohardjo (2002), menyatakan
bahwa dapat dipakai prinsip bahwa kista ovarium
ganas memerlukan operasi dan
kista jinak tidak.
Jika menghadapi kista yang tidak memberi gejala
atau keluhan pada penderita dan yang besar kistanya tidak melebihi jeruk nipis
dengan diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan besar kista tersebut adalah kista jinak sehingga tidak
membahayakan. Tidak jarang kista-kista tersebut mengalami
pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga pada pemeriksaan ulangan
setelah beberapa minggu dapat ditemukan ovarium yang kira-kira besarnya normal.
Oleh sebab
itu, dalam hal ini perlu menunggu selama 2 sampai 3 bulan, sementara mengadakan
pemeriksaan ginekologik berulang. Jika
selama waktu pengamatan dilihat
peningkatan dalam pertumbuhan kista tersebut, maka dapat mengambil kesimpulan
bahwa kemungkinan besar kista itu bersifat ganas, dan dapat dipertimbangkan satu pengobatan
operatif. Tindakan operasi kista ovarium ganas ialah pengangkatan kista dengan mengadakan sayatan pada bagian ovarium yang mengandung kista. Akan
tetapi jika kistanya besar atau ada komplikasi, perlu
dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba.
Pada saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk mengetahui apakah
ditemukan pada satu atau pada dua ovarium. Pada operasi kista ovarium yang
diangkat harus segera dibuka, untuk mengetahui apakan ada keganasan atau tidak.
Jika keadaan meragukan,
perlu pada waktu operasi dilakukan pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen
section) untuk mendapatkan kepastian apkah kista ganas atau tidak. Jika terdapat keganasan, operasi yang
tepat adalah histerktomi dan pengangkatan kedua tuba. Akan tetapi, wanita muda yang masih ingin
mendapat keturunan dan tingkat keganasan kista yang rendah (misalnya kista sel
granulosa), dapat dilakukan operasi dengan pengambilan kistanya saja.
Daftar Pustaka
Chyntia, E. 2010. Pahami Kista Anda Akan Terbebaskan.
Yogyakarta: Maximus
Moore, J.G (2001). Essensial
Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Hipokrates.
Prawirohardjo, S. 2002. Ilmu Kandungan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka.
Hanifa W. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
No comments:
Post a Comment