ALAT BANTU DAN ALAT PERAGA
DALAM
PENYULUHAN PERTANIAN

I. PENDAHULUAN
Sebagai suatu sistem pendidikan non-formal,yaitu suatu
sistem pendidikan terprogram di luar sekolah, kegiatan penyuluhan mutlak
memerlukan perencanaan yang jelas mengenai program pendidikan yang akan
dilaksanakan. Tentang hal ini, dalam
setiap melaksanakan kegiatan penyuluhan, seoranmg penyuluh tidak hanya cukup
menetapkan topic materi penyuluhan dan merancang metode yang akan diterapkan.
Akan tetapi seorang penyuluh juga harus mempersiapkan perlengkapan penyuluhan.
Di dalam kegiatan
penyuluhan, perlengkapan penyuluhan sangat penting untuk membantu kelancaran pelaksanaan penyuluhan
maupun untuk memperjelas materi yang disampaikan agar mudah diingat dan
dipahami oleh masyarakat sasaran.
Sehubungan dengan
pemberian penyuluhan, penyuluh sangat memerlukan sekali alat-alat bantu dan
peraga, agar petani yang umumnya sangat memerlukan contoh-contoh kerja dapat
meniru dan mengikuti dengan penuh perhatian. Jadi dalam penyuluhan pertanian
yang merupakan sistem pembelajaran peranan penyuluh dan alat-alat bantu dan
peraga sangatlah penting.
Baik penyuluh
ataupun para petani yang mengikuti penyuluhan akan sangat terbantu dengan
adanya alat pembantu tersebut, pemberian penyuluhan dan penerimaannya akan
berlangsung dengan l;ancar dan baik.
Alat bantu
penyuluhan adalah alat-alat atau perlengkapan penyuluhan yang diperlukan oleh
seorang penyuluh guna memperlancar proses mengajarnya selama kegiatan
penyuluhan itu dilaksanakan. Alat ini digunakan untuk mempermudah penyuluh
selama melaksanakan kegiatan penyuluhan, baik dalam menentukan atau memilih
materi penyuluhan atau menerangkan inovasi yang disuluhkan.
Alat peraga adalah
sesuatu (alat, benda) yang dapat dilihat untuk menjelaskan apa yang dimaksud.
II.

MANFAAT ALAT BANTU DAN ALAT PERAGA
DALAM PENYULUHAN PERTANIAN
Alat-alat Bantu dan peraga dalam penyuluhan pertanian
dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Membantu
penyuluh menjadikan pelajaran lebih menarik sehingga para petani peserta akan
lebih berminat.
2. Membantu
penyuluh dalam menjelaskan pelajaran yang diberikan sehingga para petani
peserta lebih mudah dan cepat mengerti.
3. Membantu
penyuluh dalam menyajikan materi pelajarannya, sehingga lebih teratur dan
mengesankan.
4. Membantu
penyuluh dalam mengatasi kemacetan
pemberian pelajaran karena daya tangkap para petani peserta berbeda-beda dan
masih rendah.

III. PENGGOLONGAN ALAT
PEMBANTU
DALAM PENYULUHAN PERTANIAN
Alat pembantu
penyuluhan pertanian dapat digolongkan dalam dua golongan besar, yaitu;
golongan pertama berhubungan dengan tempat dimana penyuluhan dilakukan, dan
yang kedua berhubungan dengan penyajian pelajaran.
A.
Alat pembantu yang
berhubungan dengan tempat, dimana penyuluhan dilangsungkan.
Dalam penyuluhan pertanian materi dapat disampaikan pada
berbagai tempat. Di rumah petani, lading, sawah,kolam atau kandang ternak. Juga
di kantor atau rumah penyuluh, pusat penyuluhan pertanian, kebun bibit, balai
benih, laboraturium, bengkel dan sekolah pertanian. Dapat pula tempat-tempat
yang dikunjungi secara khusus, seperti
pameran pertanaman demontrasi.
Pertemuan-pertemuan yang dilakukan dalam ruangan
biasanya atas inisiatif penyuluh, yang tentunya dalam menentukan tempat
biasanya atas bantuan kontak tani,kelompok tani dan himpunan tani.
Tempat yang di datangi petani harus mudah di temukan,
supaya dipilih yang dekat dengan jalan dan ada tanda-tanda penunjuk jalan yang
jelas. Bila kunjungan itu diselenggarakan oleh penyuluh pertanian dengan kelompok,
maka supaya di usahakan alat
pengangkutan yang layak dan cukup besarnya. Penyuluh pertanian yang melakukan
kegiatan-kegiatan penyuluhan yang jauh dari tempat tinggalnya, seharusnya juga
mendapatkan fasilitas, untuk alat transportasi yang cocok dan layak. Sehingga
dapat melakukan kegiatan tepat waktu dan penyuluhan pun berjalan dengan lancar.
Dalam
kenyataannya tempat pemberian penyuluhan
seringkali diluar kekuasaan penyuluh sehingga harus diterima seadanya
saja.
Alat bantu disini tentunya alat duduk (kursi atau tikar)
dan alat penerangan. Pengaturannya harus dilakukan sedemikian rupa,tidak akan
menimbulkan perasaan yang berbeda di antara para peserta,dengan demikian dapat
ditunjukkan ke demokratisan dalam pelaksanaan pertemuan yang akan diselenggarakan.
B.
Alat pembantu yang
berkaitan dengan penyajian pembelajaran
Alat-alat pembantu yang berkaitan dengan penyajian
pembelajaran ini memiliki sifat-sifat yang khas, yaitu:
1.
Membantu para petani peserta agar dapat lebih
mudah mengerti, mancontoh dan menerapkan pengetahuan dan peragaannya dan apa
yang dilihat dapat menerap lebih lama dari apa yang didengarnya. Dapat
memperbaiki keadaan yang kurang memenuhi persyaratan. Umpamanya lampu untuk
tempat yang kurang penerangannya. Sedangkan ruangan yang terlalu luas dapat
diperbaiki dengan memasang public address system atau sound system sehingga
pembicaraan terdengar dengan jelas.
2.
dapat digunakan untuk menarik
perhatian sasaran. Hal ini juga dapat memusatkan dan menahan perhatian untuk
beberapa lama.
3.
Dapat mengingatkan kembali akan
sesuatu hal yang tidak menarik perhatian lagi. Dalam hal ini poster sering
digunakan untuk maksud tersebut, tanpa banyak perkataan namun dengan slogan
yang tepat. Gambar yang menarik dan warna yang menarik dapat merangsang emosi.
4.
Dapat menambah jumlah sasaran
yang yang dijangkau dalam suatu kegiatan penyuluhan.
5.
Dapat di ulang kembali menurut
keperluannya.
6.
Dapat memberikan pedoman untuk
kerja sendiri.
Alat pembantu ini meliputi:
1.Visual aid atau yang dapa dilihat
2.
Audio aid atau yang dapat di
dengar
3.
Audio visual aid atau yang
dapat dilihat dan di dengar
Audio visual aid merupakan jenis ala pembantu yang
paling baik dan yang paling berhasil tentunya kerana merupakan kombinasi antara
visual aid dengan audio aid. Selain penjelasannya dapa di dengar juga dapat di
lihat sehingga lama membekas dalam ingatan,sebab ada pengaruh darin
gambar-gambar yang ditampilkan
3. 1 Keuntungan
menggunakan alat bantu audio visual
Walaupun ada
kekurangannya, yang jelas alat bantu audio visual dapat menambah keefektifan
penyuluhan. Sebagai contoh, hadirin akan mengingat lebih banyak isi pesan suatu
ceramah yang menggunakan ilustrasi dari alat bantu audio visual daripada pembicara tanpa menggunakan alat
apapun. Ada
beberapa penyebabnya:
a.
Alat Bantu dapat menarik perhatian
hadirin
b.
Melalui alat, bisa disarikan
butir-butir penting dari pembicaraan dengan jelas
c.
Pesan lebih mudah ditangkap
melalui beberapa panca indra dibandingkan yang hanya melalui satu panca indra
saja.
d.
Kemungkinan untuk mengurangi
terjadinya penafsiran yang keliru.
e.
Beberapa alat bantu dapat
mambantu menyusun pesan secara sistematis.
3. 2 Penggunaan media audio
visual yang efektif.
Susunan pesan harus dipikirkan
dengan baik,jika alat Bantu audio visual akan digunakan secara efektif untuk
alih informasi. Dengan demikian penting sekali untuk mengkoordinasikan alat
bantu audio visual atau peraturan suaranya dengan saluran visual, agar sinkron
satu sama lainnya. Jika tidak maka akan membingungkan penerima. Kata-kata dan
gambar seharusnya manyatu sehingga jika mamberikan film, yang pertama-tama
dibuat adalah garis besarnya kemudian selenggarakan diskusi kelompok.
Suatu tantangan saat penyampaian
sejumlah besar informasi di dalam jangka pendek, bila menggunakan berbagai
media. Bagi hadirin, terutama yang kurang berpendidikan, sangat sulit
menguraikan dan menafsirkan pesan dengan tepat. Dengan demikian, informasi
harus dibatasi agar dapat diuraikan menurut nalar hadirin.
Sangat berguna bagi hadirin untuk
mendiskusikan penafsiran mereka dengan agen penyuluhan agar kekeliruan segera
dapat diperbaiki. Walaupun hal ini tidak
selalu memungkinkan, tidaklah salah bila menyiapkan bahan audio visual. Tidak
jarang mereka menafsirkan pesan dari audio visual tidak seperti yang
diperkirakan oleh agen penyuluhan, tetapi bukan tidak logis jika
dipertimbangkan menurut kerangka piker mereka. Umpan balik demikian dapat
memberikan kesempatan kepada penyuluh untuk memodifikasi pesannya agar tidak
terjadi salah penafsiran yang lebih jauh.
Sebagai contoh, gambaran terhadap
nyamuk malaria yang diproyeksikan di layar dari slide berukuran 35 mm mungkin
menunjukkan sayap dan kaki sepanjang 1 meter. Gambaran demikian tidak mungkin
bisa dipahami oleh penonton di lokasi terpencil di Afrika atau New Guinea
karena penduduknya mungkin belum pernah melihat slide proyektordan belum
mengenal pembesaran foto. Hal yang serupa untuk foto berwarna yang tidak selalu
mudah untuk ditafsirkan dibandingkan dengan foto hitam putih. Jumlah dan nuansa
warna bisa membingungkan penonton dan menyebabkan inti pesan menjadi hilang,
jika mereka belum terbiasa “membaca” gambar.
Penelitian menunjukkan bahwa gambar
yang paling mudah dimengerti adalah foto tanpa menunjukkan latar belakang yang
tidak relevan atau ditonjolkan gambar objek yang dikenal dalam kehidupan
sehari-hari. Tidak satu gaya
seni yang terbaik sekalipun dapat
dipertunjukkan kepada mereka yang tidak
tahu membaca dan menulis. Seringkali ada bentuk tradisional yang menggunakan
gambar, yang juga dapat efektif walaupun mungkin buat penyuluh sama sekali
tidak realistis.
Kadang-kadang ada penyajian yang
begitu banyak menarik perhatian sehingga dapat menggeser pesan itu sendiri.
Dengan demikian perlu untuk menerangkan terlebih dahulu agar pembicaraan tidak
akan terganggu oleh obrolan sampingan atau komentar mengenai media itu sendiri.
Film,video dan sandiwara dapat
mencapai tujuan ganda dengan cara memberikan informasi secara santai. Tetapi
perlu dijaga agar suasana santai tidak mendominasi,kerana kemungkinan isi
informasi tidak sampai. Pergelaran drama bisa mendorong penonton mengarahkan
pikirannya ke masalah tertentu, tetapi mereka harus diberi motivasi yang tinggi
dan bersedia untuk memproses informasi jika ingin menyerap pengetahuan baru.
3. 3. Penggunaan Media Rakyat
Perhatian untuk menggunakan media
rakyat semakin bertambah di media industri sedang berkembang. Media yang di
maksud adalah sandiwara teater, nyanyian, wayang, dongeng, dan bentuk hiburan
tradisional lainnya. Bertambahnya minat terhadap media rakyat tersebut kerena
kurang berhasilnya media massa
meningkatkan pembangunan pedesaan seperti yang diharapkan sejak 25 tahun yang
lalu. Penyebab lain adalah berkurangnya tekanan pada komunikasi “ dari-atas- ke
bawah” dengan penduduk pedesaan sehingga memberi kemungkinan melakukan pendekan
partisipatif. Media rakyat biasanya melibatkan partisipasi nyata.
Pengetahuan mengenai efek media
rakyat masih berdasarkan pada kesan dan bukan atas penelitian evaluatif yang
rasional. Media ini banyak menghimbau pada emosi pendengar yang
mengidentifikasi diri mereka dengan pemain. Kemudahan mengidentifikasi tersebut
karena media ini sesuai dengan pola budaya setempat, sedangkan media massa membawa informasi dari kota bahkan dari negara asing.
Dengan demikian, media rakyat
sering lebih efektif membangkitkan motivasi untuk melakukan perubahan daripada
alih pengetahuan kepada suatu perubahan dari penduduk desa. Pendengar juga
cenderung mempunyai perasaan percaya pada pesan, karena komunikasi yang
dilakukan dalam bentuk yang telah dikenal, baik dalam dialek maupun dari
orang-orang yang telah mereka kenal.
Masyarakat desa dapat mengambil
bagian di dalam media rakyat dalam berbagai cara. Ada yang menulis naskah untuk sandiwara, yang
lain menciptakan lagu dan ada puyla yang bermain atau membantu di bidang
produksi. Pemain biasanya memiliki kebebasan untuk membawakan peran, baik pada
kata-kata yang digunakan maupun mimik mereka.
Pendengar jarang yang hanya sekedar sebagai pendengar atau penonton yang
pasif, tetapi aktif mengambil bagian sehingga mempengaruhi pemain. Biasanya
mereka meyakinkan penduduk desa,misalnya tentang perlunya pelestarian
tanah,disamping menjadi yakin terhadap dirinya sendiri. Organisasi penyuluhan
dapat mendorong partisipasi dengan cara menyelenggarakan perlombaan sandiwara
atau lagu guna memilih prtomosi inovasi yang paling baik, misalnya peningkatan
produksi beras atau pembentukan koperasi.
Dinas penyuluhan juga dapat
membantu kelompok yang ingin mementaskan sandiwara dengan menyediakan kostum,
atau pengangkutan ke desa yang berdekatan. Walaupun metode penyuluhan demikian
relatif tidak mahal, pengaturan anggaran sering tidsak memungkinkan. Masyarakat
golongan elite di desa bisa saja turuit memainkan peranan yang penting di dalam
proses partisipasi yang berhubungan dengan pengembangan dan penggunaan media
rakyat. Sayangnya, biasanya mereka
membawakan kepentingan kelompoknya sendiri yang mungkin terjadi tabrakan kepentingan.
Masyarakat desa tidak selalu
menerima pesan yang disampaikan melalui media tradisional. Teknik ini bisa
gagal, kecuali jika dilakukan oleh orang-orang yang mengerti mengenai budaya setempat. Berbagai kasus telah
dilaporkan antara lain penonton meninggalkan tempat dengan penuh amarah.
Media tradisional bersaing dengan
media modern seperti radio, televisi, kaset atau vedio, dan di dalam beberapa
hal media tradisional mengalami kekalahan. Orang tidak suka di anggap kono di
dalam penggunaan media, tetapi di dalam situasi tertentu berbagai jenis media
dapat di kombinasikan atau saling berdampingan. Penyuluhan di negeri Belanda
bisa mencapai lima
kali lebih banyak untuk menghadiri sandiwara yang dipentaskan petemuan petani,
daripada ceramah dengan topik yang sama. Petani yang inovasinya yang kurang,
utamanya kaum wanita, datang untuk melihat pertunjukkan. Juga penduduk desa di
negara berkembang sering datang berbondong-bondong dan melibatkan diri dalam
pementasan rakyat.
Media rakyat dan media modern
seharusnya jangan sampai bersaing, namun saling melengkapi. Dengan demikian,
media rakyat dapat dipertunjukkan di televisi, dan lagu-lagu rakyat sebagai
penyuluhan yang juga dapat disiarkan di radio.
3. 4 Gabungan berbagai media dan penggunaan alat
bantu audio visual
Dari pembicaraan sebelumnya
jelaslah bahwa setiap metode penyuluhan mempunyai kekurangan dan kelebihan.
Dengan demikian tidaklah perlu untuk menanyakan metode yang paling bai,tetapi
mengetahui bagian mana dari setiap metode dapat berperan di dalam program
penyuluhan. Pada umumnya dianjurkan untuk menggabungkan berbagai metode sesuai
dengan tujuan. Dengan kata lain, ada metode terbaik untuk setiap tujuan atau
fungsi yang hendak dicapai, kadang-kadang berbagai medis perlu digunakan secara
serentak, misalnya pada ceramah yang didukung oleh alat bantu audio visual.
Alat-alat bantu tersebut digunakn secara berurutan,melengkapi media tertulis
untuk suatu diskusi kelompok.
Universitas terbuka United Kingdom
telah menggunakan multimedia dengan sangat sistematis. Pendekatan multimedia
bukan hanya penting untuk pelaksanaan fungsi proses komunikasi, tetapi jug
untuk penampilannya melalui media yang paling cocok, disamping dapat mencapai
peserta yang lebih besar.
Penelitian iklan menunjukkan bahwa
orang yang menerima pesan yang sama melalui berbagai media akan lebih tanggap,
kerana isi pesan telah dikenal hanya konteks yang berlainan.
Saat merencanakan kombinasi
berbagai media, biasanya yang dipikirkan tidak hanya soal kampanye yang
tersusun rapi, tetapi juga penggunaan alat audio visual untuk mendukung ceramah
dan diskusi kelompok, seperti papan tulis, papan flanel,flipchrt,proyektor,
foto, gambar, grafik, peta,slide, filmstrip, film, radio, televisi, rekaman
suara dan video tipe, CD-ROM (compact disc read-only memory) dan terminal
belajar terprogram.
Kemampuan teknis perangkat audio
visual berkembang dengan pesatnya walaupun penelitian mengenai pengguanaan,
efek-efek dan peranannya dalam belajar dan belajar belum bisa mengimbanginya.
Kaset video dan CD-ROM yang lebih baru banyak merebut perhatian. Sebagai
contoh, CD-ROM pada disk yang kira-kira lebarnya 12 cm dan tebalnya 1mm, dapat
memuat gambar cetak dalam jumlah besar layaknya buku dan ensiklopedi, seperti
juga ilustrasi beraneka warna. Beberapa orang beranggapan bahwa CD-ROM
setengahnya menggantikan peran buku, meskipun ada informasi objektif yang
mendukung atau menyanggah anggapan tersebut. Pernyataan –pernyataan itu lebih
banyak di dasarkan pada pengalaman daripada penelitian ilmiah.

IV. RAGAM ALAT BANTU
PENYULUHAN
Alat bantu penyuluhan diunakan
untuk mempermudahpenyuluh dalam melakukan penyuluhan. Tentang hal ini, Totok Mardikanto
(1985) telah mengemukakan ragam alat bantu penyuluhan yang diperlukan setiap
penyuluh, seperti yang tersebut dalam gambar 1.1.
a). kurikulum
Berbeda dengan pengertian
sehari-hari yang mengartikan “kurikulum” sekedar daftar mata pelajaran yang
akan diberikan atau dipelajari, kerikulum sebenarnya merupakan pernyataan
tertulis tentang perencanaan pendidikan yang memuat (Totok Mardikanto, 1984):
1. Tujuan-tujuan yang
ingin dicapai atau tujuan-tujuan yang dikehendaki, baik tujuan umum dari
program pendidikan yang diselenggarakan maupun tujuan khususyang berupa
perubahan prilaku yan diinginkan dalam diri sasaran didik.
2. Kegiatan-kegiatan yang hjarus dilaksanakan oleh pendidik
dengan sasarandidik selama berlangsungnyaproses belajar mengajar, serta
menncakup metoda mengajar yang akan diterapkan, kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan pendidik, kegiatan yang akan dan harus dilakukan oleh setiap sasaran
didiknya.
3. Daftar mata
pelajaran yang akan disampaikan,termasuk pokok-pokok bahasan yang disusun
menurut urutan tujuan pendidikan. Baik menurut isi (content area) maupun prosesnya (process
area).
4. Rencana evaluasi
yang akan di laksanakan, baik yang mengenai waktu pelaksanaan evaluasi
(evaluasi awal,evaluasi antara,dan evaluasi akhir) aspek prilaku yang akan
dievaluasi (perubahan sikap,pengetahuan,keterampilan) teknik-teknik maupun
evaluasi yang akan diterapkan.
Karena itu,kurikulum merupakan
suatu paket yang berisi rencana mengajar yang lengkap.Di dalam kegiatan
penyuluhan , adanya kurikulum akan sangat membantu penyuluh dalam rancangan
kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakannya, terutama jika ia akan menerapkan
metode kursus. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa untuk penyuluhan dengan
menrapkan metode yang lain tidak memerlukan kurikulum yang jelas. Bagaimanapun,
adanya kurikulum akan sangat membantu penyuluh dalam rancangan/merencanakan dan
melaksanakan kegiatan penyuluhannya.
b). lembar-lembar persiapan penyuluhan
Adanya kurikulum yang telah
disiapkan, sebenarnya belum cukup untuk membantu kelancaran kegiatan penyuluhan
di lapangan. Di dalam praktek, setiap penyuluh sebenarnya masih memerlukan
lembar persiapan penyuluhan yan berisikan pokok-pokok kegiatan yang harus
dikerjakan selama kegiatan penyuluhannya berlangsung.
Mengingat kegiatan penyuluhan yang
dilaksanakan oleh seorang penyuluh sangatlah beragam, maka setiap penyuluh juga
harus mempersiapkan beragam lembar persiapan penyuluhan yang berupa:
1.
Lembar persiapan penyuluh
(LPM),
yang berisikan urutan kronologis tentang pokok-pokok bahasan yang kan disampaikan selama
penyuluhan dilaksanakan. Di dalam LPM, disamping berisikan pokok-pokok bahasan,
juga dicantumkan pula metode penyuluhan yang akan diterapkan serta alokasi
waktu yang akan diperlu8kan.
LPM ini, biasanya hanya disiapkan untuk kegiatan penyuluhan mengenai
aspek sikap pengetahuan.
2. Lembar persiapan
latihan (LPL),
yaitu berupa LPM yang
dikhususkan untuk kegiatan penyuluhan yang menyangkut aspek penetahuan dan
keterampilan.
3. Lembar persiapan
kerja (LPK),
yaitu berupa LPM yang dipersiapkan manakala di dalam penyuluhan
nanti akan dilaksanakan latihan menggunakan peralatan atau latihan keterampilan
c). Papan tulis dan atau
papan penempel
Pada setiap kegiatan penyuluhan,
apalagi jika dilakukan dalam ruangan, seringkali penyuluh memerlukan papan
tulis atau papan penempel untuk menjelaskan materi yang disuluhkan. Sedang jika
penyuluhan dilakukan dilapangan, diperlukan papan penempel dengan ukuran yang
relaif kecil dan mudah dilipat.
Untuk papan tulis, biasanya
digunakan papan tulis bewarna hitam atau hijau (jika menulis dengan kapur) atau yang bewarna putih( white board) jika menulisnya dengan tinta.
Papan penempel yang sering digunakan
di lapangan adalah papan yang dilapisi dengan kain panel, atau hanya berupa
kain panel saja yang mudah dilipat. Sedang untuk eperluan penyuluhan di dalam
ruangan, seringkali digunakan papan panel atau papan bermagnet (magnetic board). Papan penempel ini
biasanya digunakan untuk tempat menempelkan gambar-gambar atau tulisan-tulisan
yang telah dipersiapkan sebelumnya.
d).
Perlengkapan ruangan
Untuk pelaksanaan penyuluhan di
dalam ruangan, setiap penyuluh akan memerlukan beragam alat bantu menyuluh,
baik untuk membantu memperjelas kegiatan penyuluhannya maupun untuk memberikan
suasana yang nyaman bagi sasarannya. Beragam alat bantu dalam ruangan itu adalah:
1. Pengeras suara
(microphone dan amplifiernya),
terutama jika sasaran cukup
banyak. Jumlah microphone hendaknya disiapkan lebih dari satu, agar pada saat
sasaran memberikan tanggapannya, dapat pula menggunakan pengeras suara
tersebut.
2. Penata cahaya, termasuk lampu (untuk menerangi
ruangan) dan kain gordjin bewarna hitam (untuk menggelapkan ruangan, jika
menggunakan proyektor).
3. Penata udara ,berupa
kipas angin atau air-conditioner (AC),
terutama jika ruangan yang
digunakan relatif sempit dengan ventilasi yang terbatas, dan penyuluhan
dilakukan di siang hari yang panas.
Berbeda dengan pelaksanaan
penyuluhan di dalam ruangan,penyuluhan di lapangan seringkali memerlukan
pengeras suara yang dapat di bawa dengan mudah, yang biasa disebut dengan
megaphone.
e) .
projektor
Di samping perlengapan-perlengkapan
tersebut, untuk kegiatan penyuluhan di dalam ruangan seringkali masih
memerlukan alat bantu penyuluhan yang berupa beragam projector,yaitu:
a. Overhead projector,
untuk memproyeksikan tulisan
dan atau gambar yang ditulis pada bahan tembus cahaya (
plastik/transparacysheet).
b. Solid projector,
semacam overhead proyektor tetapi unutk memproyeksikan benda-benda
tembus pandang.
c.
Movie projector,
untuk memproyeksikan film dan film strip
d. Slide projector,
untuk memproyeksikan gambar
atau tulisan yang direkam dan slide film.
Sehubungan dengan penggunaan beragam projektor tersebut perlu juga
dipersiapkan layarnya. Sedang untuk pemakaian slide projektor yang dihubungkan
ke pengeras suara seringkali diperlukan “synchronizer-cassete
recorder”
f).
Alat tulis.
Seperti halnya papan tulis, setiap penyuluh memerlukan alat tulis,
baik untuk menulis maupun menggambar untuk memperjelas dan mempermudah
penerangan materi penyuluhan kepada sasaran.
Di dalam praktek penyuluhan ternyata
tidak selalu alat bantu yang disebutkan tadi tersedia semuanya, terutama jika
penyuluhan dilaksanakan di luar ruangan atau di lapangan. Oleh sebab itu setiap
penyuluh perlu mempersiapkan diri sebaik-baiknya agar dia selalu siap menyuluh
dengan baik meskipun tanpa bantuan beragam alat-alat bantu menyuluh.
Dalam hal ini, perlu sekali
kebijakan pemerintah agar penyuluh mendapatkan fasilitas yang benar-benar
berpengaruh dalam keberhasilan penyuluhan itu sendiri. Alat-alat bantu disini dapat ditambahkan,
yaitu fasilitas untuk transportasi bagi seorang penyuluh. Hal ini disebabkan
karena tempat yang di suluh bisa jauh dari tempat dinggal penyuluh,dan mungkin
ke daerah yang terpencil.
Jadi keberhasilan penyuluhan
pertanian tidak hanya bergantung pada penyuluh itu sendiri namun juga kebijakan pemerintah untuk kemudahan
penyuluh juga sangat menentukan.

V. RAGAM ALAT PERAGA PENYULUHAN
Jahod Sumabrata (Attila
Garnadi,1971) mengemukakan bahwa alat peraga
adalah sesuatu ( alat, benda) yang dapat dilihat untuk menjelaskan apa yang
dimaksudkan.
Tetapi di dalam prakte, alat peraga
tidak selalu merupakan sesuatu (benda, alat) yang dapat dilihat atau diamati
dengan mata,melainkan seringkali juga alat atau benda yang dapat dilihat dan
idengar.
Sehubungan dengan itu, Attila
garnadi (1971) mengartikan alat peraga bukan sekedar visual aid tetapi
audio visual aid yaitu segala sesuatu yang dapat dilihat dan didengar dan
berfungsi untuk meragakan dan atau menjelaskan segala sesuatu pengertian yang
disampaikan secara lisan. Sedang Petterson mengartikan alat peraga dapat
digunakan untuk memperlancar komunikasi.
Agak berbeda dengan
pengertian-pengertian tersebut, dari pengalamannya sebagai penyuluh, Totok
Mardikanto (1985) mengartikan alat peraga sebagai:
Alat atau benda yang dapat diamati,
didengar, diraba, atau dirasakan oleh indera manusia, yang berfungsi sebagai
alat untuk meragakan dan atau menjelaskan uraian yang disampaikansecara
lisan (oleh penyuluh) guna membantu
proses belajar sasaran penyuluhan, agar materi penyuluhan lebih mudah diterima
dan dapat dipahami oleh sasaran penyuluhan yang bersangkutan.
Lebih lanjut, Ooy sunarya (1928)
mengemukakan bahwa alat peraga penyuluhan sebenarnya tidak sekedar berfungsi
sebagai lat peraga atau penjelas, melainkan memeliki fungsi yang beragam yaitu:
a. Menarik perhatian
atau memusatkan perhatian sasaran, sehingga lebih mengkonsentrasikan diri untuk
mengikuti jalannya penyuluhan yang sedang dilaksanakan oleh penyuluh yang
bersangkutan.
b. Memperjelas
pengertian tentang segala sesuatu yang diuraikan atau disampaikan penyuluh
secara lisan,sehingga dapat menghindari terjadinya salah pengertian yang tidak
sesuai dengan yang dimaksudkan oleh penyuluhnya.
c. Membuat penyuluhan
lebih efektif, karena sasaran lebih cepat menerima dan memahami segala sesuatu
yang dimaksudkan penyuluhnya.
d. Dengan peragaan akan dapat menghemat waktu yang diperlukan
penyuluh untuk menjelaskan materi yang ingin disampaikan atau dijelaskan.
e. Memberikan kesan yang lebih mendalam, sehingga sasaran tidak
mudah melupakan kegiatan penyuluhan yang pernah diikutinya.
a. Benda
Salah satu alat penyuluhan yang
paling mudah diperoleh atau dibuat adalah yang berupa benda.
Tentang benda yang dapat digunakan
sebagai alat peraga ini ada beberapa macam, yaitu:
1. Sample atau contoh, yaitu
benda atau barang asli yang dapat dibawa penyuluh untuk dijelaskan kepada
sasaran penyuluhannya (misal: contoh benih,contoh pupuk, dll)
2. Model atau tiruan, ini
bias digunakan sebagai alat paraga, jika benda asli sulit di dapat, volumenya
terlalu besar untu dibawa ke lokasi tempat pemyuluhan di laksanakan, atau
terlalu kecil untuk medah di amati oleh sasarannya tanpa peralatan khusus
(misal: contoh traktor,contoh wereng, dll).
3. Specimen atau benda asli
yang telah di awetkan,karena benda asli sulit didapat.
Dari ke tiga macam benda tersebut,benda asli merupakan alat peraga
yang paling baik. Hal ini disebabkan karena baik model atau specimen
serinmgkalitidak setepat aslinya (terutama warnanya).
b. Barang cetakan
Di dalam praktek setiap penyuluh
dapat menggunakan beragam barng cetakan sebagai alat peraga penyuluhannya,baik
yang berupa gambar, tulisan, atau campuran dari keduanya dengan komposisi yang
sama atau salah satu lebih dominan.
2. Pamflet atau selebaran,
yaitu barang cetakan yang
berupa selembarkertas bergambar dan atau bertulisan, yaitu dibagi-bagikan oleh
penyuluh secara langsung kepada sasarannya, disebarkan kejalan raya (sambil
mengendarai mobil,sepeda motor, atau kendaraan lainnya) auat disebarkan melalui
udara melalui pesawaty terbang atau helikopter.
Alat peraga seperti ini , biasanya dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran
dan minat sasarannya. Meskipun demikian (jika berisi informasi yang lebih
lengkap) dapat dimanfaatkan oleh sasaran pada tahapan menilai dan mencoba.
2. Leaflet dan folder
Seperti halnya pamplet, keduanya merupakan barang-barang cetakan
yang juga dibagi-bagikan kepada sasaran penyuluhan. Bedanya adalah:
a) Umumnya
dibagikan secara langsung oleh penyuluhan.
b) Leaflet merupakan
selembar kertas yang dilipat menjadi dua (4 halaman),sedang folder dilipat
menjadi 3 (6 halaman) atau lebih.
c) Leaflet dan folder
lebih banyak berisikan tulisan dari pada gambarnya.
d) Leaflet dan folder,
terutama ditujukan kepada sasaran untuk mempengaruhi pengetahuan dan
keterampilannya pada minat, menilai dan mencoba.
3. Brosur atau booklet,
merupakan barang cetakan yang berisikan gambar dan tulisan (lebih
dominan) yang berbentuk buku kecil setebal 10-25 halaman, dan paling banyak 50
hlaman.
Seperti halnya leaflet dan folder, booklet juga dimaksudkan untuk
mempengaruhi mpengetahuan dan keterampilan sasaran tetapi pada tahapan menilai,
mencoba dan menerapkan.
4. Placard dan poster,
keduanya merupakan barang cetakan dengan ukuran yang relatif besar
ditempel di tembok, di pohon, atau direntangan pinggir/tengah jalan.
Berbeda dengan placard yang lebih banyak berisikan tulisan,poster
lebih banyak berisi gambar. Keduanya dimaksudkan untuk memepengaruhi perasaan/ sikap dan pengetahuan sasaran pada
tahapan sadar dan minat.
5. Flipchart atau peta
singkap,
adalah sekumpulan poster selebar kertas koran, yang digabungkan
menjadi satu. Masing-masing berisi pesan terpisah, yang jika digabungan akan
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah, yang jika digabungkan akan
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan yang ingin disampaikan secara
utuh.
Tergantung isi pesan yang ingin disampaikan, flipchart ada yang
dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap, pengetahuan, atau keterampilan.
Akan tetapi, karena biasa digunakan dalam pertemuan-pertemuan
kelompok, alat peraga ini lebih efektif dan efisien untuk disediakan bagai
sasaran pada tahapan minat, menilai dan mencoba.
6. Photo,
merupakan salah satu alat peraga yang dimaksudkan untuk mengenalkan inovasi yang ditawarkan.
Photo ini, biasanya dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap dan
pengetahuan sasaran pada tahapan sadar, minat dan menilai.
7. Flanelgraph,
merupakan alat peraga berbentuk potongan gambar atau tulisan yang
ditempelkan pada papan magnet atau kain flanel.
Berbeda dengan photo, flanelgraph terutama digunakan pada pertemuan
kelompok untuk memepengaruhi pengetahuan dan keteramp[ilan sasaran pada tahapan
minat, menilai, mencoba, dan bahan dapat pula pada tahapan menerapkan.
Meskipun disajikan dalam bentuk dan
cara yang berbeda, semua alat peraga yang berupa barang cetakan ini harus
memuat pesan yang lengkap yang mudah dipahami oleh sasarannya. Karena itu, baik
gambar dan atau tulisan yang disampaikan harus komunikatif dan dengan tata
warna yang menarik perhatian pula (meskipun kadang-kadang nampak jelek, tetapi
harus menarik perhatan masyarakat umum).
Kecuali flipchart dan flanelgraph,
semua barang cetakan yang lain, merupakan alat peraga yang disampaikan dengan pendekatan tak langsung. Sedangkan
flipchart dn flanelgraph harus disampaikan dengan pendekatan langsung pada
pertemuan kelompok atau kunjungan
(anjangsana, anjang karya).
c Gambar yang diproyeksikan
Meskipun alat peraga ini dinamakan
gambar terproyeksi kadang-kadangjuga banyak berisikan tulisan, seperti halnya
dalam penggunaan transparancy-sheet, slide-slide dan film strip.
Tentang penggunaan alat peraga
kelompok ini,kecuali movie film yang dapat digunakan dalam pendekatan masal,
selebihnya hanya efektif digunakan dengan pendekatan kelompok.
1.
Tarnsparancy-sheet,
adalah lembaran mika (palstik) bergambar dan
atu bertulisan yang diproyeksikan ke layar dengan menggunakan overhead
projektor.
Alat peraga seperti ini biasa digunakan di dalam pertemuan ke
kelompok di dalam ruangan, terutama untuk mempengaruhi pengetahuan dan
keterampilan sasaran.
2.
Slide film,
adalah suatu hasil karya fotografi yang berupa
film positif yang diberi bingkai untuk
diproyeksikan ke layar dengan menggunakan slide proyektor.
Di dalam pelaksanaan penyuluhan biasanya disediakan beberapa buah
slide-film yang telah disusun berurutan sebagai satu kesatuan paket penyuluhan
yang utuh.
Alat
peraga ini, terutama digunakan untuk mengenalakan, mendemontrasikan hasil-hasil
yang dicapai atau keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh suatu inovasi, serta
menjelaskan cara kerja suatu peralatan yang ingin dikenalkan. Sehingga, sangat
efektif untuk mempengruhi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sasarannyapada
tahap minat,menilaidan mencoba.
Kerana
berupa gmbar bisu (tidak bersuara), maka pejelasan dari gambar tersebut
disampaikan secara terpisah oleh penyuluhnya atau dikaitkan dengan pemberian
narasi yang telah disipkan pada kset (peta rekaman), melalui penggunaan
synchronizer cassete recorder.
3.
Film-strip,
seperti halnya slide film, hanya saja
masing-masing gambar tidak dipisahkan dan diberi bingkai,tetap menjasdi satu
rangkaian yang tak terpisahkandalam satu paket penyuluhan yang utuh.
Alat
peraga ini diproyeksikan ke layar dengan menggunakan film-strip projektor dan
untuk memberikan penjelasan (narasi), penyajian film strip selalu dikaitkan
dengan synchronizer cassete recorder.
Film-strip
juga digunakan dalam pertemuan kelompok untuk mempengaruhi sikap, pengetahuan,
dn keterampilan sasaran pada tahapan minat,menilai dan mencoba.
4. Movie film
Sebagai
karya photografie, alat peraga ini merupakan perkembangan lebih lanjut dalam
film-strip. Bedanya adalah objek yang diproyeksian tidak berwujud gambar mati
(tidak bergerak) melainkan berupa gambar bergerak. Di samping itu, pada umumnya
telah di isi dengan suara (dubbing) sehingga
benar-benar alami seperti aslinya.
Penyajian
movie-film dilakuakn dengan memproyeksikan kelayar menggunakan movie-projector.
Alat
peraga seperti ini , kebanyakan digunakan dalam pertemuan umum, terutama untuk
mempengaruhi sikap dan pengetahan sasarn pada tahap sadar dan menilai. Akan
tetapi dapat pula digunakan untuk pertemuan kelompok bagi sasaran sampai dengan
tahapan mencoba.
5. video dan TV
Alat
peraga ini juga merupakan karya photogarfi yang jika diproyeksikan ke layar
dapat menghasilkan gambar bergerak dan bersuara seperti halnya movie-film.
Bedanya film-positif yang dihasilkan tersimpan dalam kotak kaset, dan
penyajiannya selalu dihubungkan dengan televisi sebagai layarnya.
Tujuan
penggunaan alat peraga ini juga sama dengan penggunaan movie-film untuk
pertemuan kelompok.
ilm dan
video berguna untuk mengembangkan dan memperkuat motivasi kerena dapat
membangkitkan keterlibatan emosi petani
pada masalah yang ingin didiskusikan penyuluh. Kelompok drama dan media rakyat
lainnya dapat pula memenuhi tujuan ini dengan efektif, dan dapat memotivasi
petani untuk mengambil bagian di dalm disusi yangn bermanfaat.
erdasarkan
uraian diatas, kecuali transparncy-sheet, seolah-olah seluruh alat peraga yang
berupa gambar yang diproyeksikan ini
dapat digunakan sendiri oleh penyuluhannya. Akan tetapi, bagaimanapun kehadiran
penyuluh dalam penggunaan, alat peraga ini masih sangat diperlukan untuk
memberikan penjelasan tentang pengertian dan tujuan pesan yang ingin
disampaikan. Apalagi dalam penyajian slide-film dan film-strip biasanya tidak
dilengkapi atau disertai dengan narasi.
d. Lambang Grafika
Untuk mempermudah pemahaman
sasarannya, di dalam kegiatan penyuluhan dapat digunakan berbagai “lambang
grafika” (yang berupa gambar dengan keterangan tertulis seperlunya) untuk alat
peraganya.
Sebagai alat peraga, penyajian lambang
grafika dapat disajikan secara langsung (ditulis dan atu di gmbar pda bidang
tertentu, dan diletakkan pada tempat-tempat yang dapat dilihat dengan jelas
oleh sasarannya), atau di sajikan secara tidak langsung (dengan diproyeksikn\an) menggunakan overhead-projector,
slide projektor, atau film strip projector, serta video dan televisi.
v Grafika
Yaitu hubungan antar dua perubahan yang digambarkan dalam bentuk :
titik, garis atau gambar-gambar tertentu yang mudah dipahami sasarannyanya.
Pembuatan grafik, umumnya didasarkan pada data nyata atau data hipotesis yang
ingin disampaikan pada sasarannya.
Untuk lebih khusus, penyajian grafik relaif lebih singkat dan mudah
dipahami dibanding juka disampaikan dalam bentuk narasi.
Di dalam praktek dikenal beragam grafik,yaitu:
a.
Garfis garis,
baik berupa garis lurus (line graph), garis lengkung (curve graph)
ataupungaris gelombang (frequency polygon).
Jika dalam satu gambar ingin disajikan banyak grafik yang
menerangkan banyak data atau gejala yang dapat dibandingkan, sebaiknya
ditampilkan atau diberi warna yang berbeda yang mudah dibedakan.
b.
Grafik batang
(bar
graph), berupa gambar batang atau bidang segi empat
mendatar (horizontal) atau tegak (vertika).
Jika dalam gambar ingin disajikan banyak grafik yang ingin dibandingkan, dapat dilakukan dengan
pemberian warna yang berbeda, luas batang yang berbeda atau ciri-ciri tertentu
yang berbeda pula
c. Area graph atau solid
graph
yaitu
grafik yang disjikan berupa gambar atau bentuk-bentuk tertentu sesuai dengan
data yang ingin ditampilkan (tanaman,hewan, orang dll).
Jika dalam satu gmabar ingin dibandingkan data yang berbeda dapat
dilakukan dengan memberikan perbandingan luas atau volume dari bentuk-bentuk
yang disajikan.
d.Pie cart atau segmented curve
yaitu
grafik yan disajikan dalm bentuk lingkaran yang terbagi-bagai menurut
perbndingan angka riil atau nilai prosentasinya.penyajian antar data/gejala
yang ingin dibndingkan,dapat dilakukan dengan pemberian warna yang berbeda.
(dilengkapi dengan angka atau nilai prosentasinya). Jika ada data atu gejala
yang ingin ditonjolkan, data tersebut digambarkan seolah-olah keluar dari
lingkaran tersebut.
e. Pictorial statistical graph
pernyataan
grafik ini hampir serupa dengan area graph atau solid graph yaitu dalam bentuk
gambar benda atau gejala yang ingin dijelaskan.
Bedanya
adalah pada grafik ini ,perbandingan nilai untuk masing-masing data disajikan
dlam jumlah gambar yang berbeda, yang masing-masing memiliki nilai satuan yang
sama.
v Diagram
Berbeda dengan grafik, lambang grafika ini tidak dapat digunakan
untuk menjelaskan hubungan antar peubah (variabel),tetapi hanya dapat digunakan
untuk menjelaskan suatu benda atau perlatan tertentu.
Diagram merupakan lambang grafika yang berupa gambar penampang dari
suatu benda atau alat tertentu yang ingin dijelaskan. Baik dalam bentuk
penampang melintang maupun penampang membujurnya
v Bagan, schema atau chart
Lembang grafika ini merupakan gambar dari hubungan antar bagian atau
sub sistem dari suatu sistem tetentu yang ingin dijelaskan. Di dalam praktek,
dikenal beragam bagan atau schema, yaitu:
a. Pictoral chart,
yaitu gambar dari suatu sistem tertentu yang dilengkapi dengan perincian dari subsitem yang menyusunnya.
b. Pictoral chart,
merupakan cart yang digambarkan sebagai suatu tabel berisikan keterngan
tentang keadaan masing-masing bagian (subsistem) dari suatu sitem yang ingi di
jelaskan.
c. Ginealogical chart,
yaitu gambaran tentang hubungan antar subsistem dari suatu sitem
yang ingin dijelaskan, berdasarkan hubungan garis keturunannnya.
d. Organizational
chart,
yaitu gambaran tentang struktur organisasi yng menunjukkan saling
hubungan antar subsistem dalam sistem yang ingin di jelaskan.
e. flow chart,
yaitu gambaran tentang
hubungan antar subsistem dari satu sistem yang ingin dijeaskan, berdasarkan
alur kegiatan yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab masing-masimng
subsistem yang bersangkutan.
f.
progress cxhart,
yaitu gambaran tingkat perkembangan yamng
ditujukan atau dialami oleh masing-masing subsistem dalam suatu sistem yang
ingin dijelaskan.
Untuk menyajikan lambang grafika pada suatu
tempat (jika ingin ditampilkan secara langsung, tidak melalui projektor) dapat
dilakukan dengan beragam cara yaitu:
1. Pin-up chart,
yang dilakukan dengan cara
memaku atau menempelkan lambang grafika tersebut pada suatru tempat yang telah
disediakan, yang dinilai akan mudah diamati dengan jelas oleh sasarnnya.
2. inged card chard,
yang dilakukan dengan cara menempelakan atau melekatkan untuk
sementara pada suatu tempat yang telah disediakan seperti halnya jika kita
menggunakan flanel graph.
3.
idden chard
yang ditempatkan pada suatu tempat tetapi ditutupi atau
disembunyikan dengan memberikan lapisan penutup tertentu.

VI. PEMILIHAN ALAT
PERAGA
Suatu hal yang perlu diperhatikan
dalam penggunaan alat peraga di dalam pelksanaan penyuluhan adalah pemilihan
alat peraga yang paling efektif dan efisien untuk tujuan perubahan perilaku
sasaran yang diinginkan penyuluhannya.
Pengetahuan
seperti ini sangat penting, karena:
1. idak semua alat
peraga selalu tersedia atau mudah disediakan oleh penyuluhannya pada sembarang
tempat dan waktu.
2. lat peraga yamng
mahal tidk selalu merupakan jaminan sebagai alat peraga yang efektif untuk
tujuan perubahan perilaku tertentu.
3. ntuk tujuan perubahan perilaku tertentu, tersedia banyak
alternatif alat peraga yang dapat digunakan, tetapi dengan tingkat efektivitas
dan tingkat kemahalan yang berbeda.

VII. RANGKUMAN
Sehubungan dengan pemberian penyuluhan, penyuluh sangat
memerlukan sekali alat-alat bantu dan peraga, agar petani yang umumnya sangat
memerlukan contoh-contoh kerja dapat meniru dan mengikuti dengan penuh
perhatian. Jadi dalam penyuluhan pertanian yang merupakan sistem pembelajaran
peranan penyuluh dan alat-alat bantu dan peraga sangatlah pentin
Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat atau perlengkapan
penyuluhan yang diperlukan oleh seorang penyuluh guna memperlancar proses
mengajarnya selama kegiatan penyuluhan itu dilaksanakan. Alat ini digunakan
untuk mempermudah penyuluh selama melaksanakan kegiatan penyuluhan, baik dalam
menentukan atau memilih materi penyuluhan atau menerangkan inovasi yang
disuluhkan.
Dalam penyuluhan pertanian materi dapat disampaikan pada
berbagai tempat. Di rumah petani, lading, sawah,kolam atau kandang ternak. Juga
di kantor atau rumah penyuluh, pusat penyuluhan pertanian, kebun bibit, balai
benih, laboraturium, bengkel dan sekolah pertanian. Dapat pula tempat-tempat
yang dikunjungi secara khusus, seperti
pameran pertanaman demontrasi.
Alat-alat Bantu dan peraga dalam penyuluhan pertanian
dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Membantu
penyuluh menjadikan pelajaran lebih menarik sehingga para petani peserta akan
lebih berminat.
2. Membantu
penyuluh dalam menjelaskan pelajaran yang diberikan sehingga para petani
peserta lebih mudah dan cepat mengerti.
3. Membantu
penyuluh dalam menyajikan materi pelajarannya, sehingga lebih teratur dan
mengesankan.
4. Membantu
penyuluh dalam mengatasi kemacetan
pemberian pelajaran karena daya tangkap para petani peserta berbeda-beda dan
masih rendah.
Alat pembantu
penyuluhan pertanian dapat digolongkan dalam dua golongan besar, yaitu;
golongan pertama berhubungan dengan tempat dimana penyuluhan dilakukan, dan
yang kedua berhubungan dengan penyajian pelajaran.
Seperti halnya dengan alat bantu penyuluhan, di dalam
penyuluhan dikenal beragam alat-alat peraga seperti disebutkan
a. Benda
b. Barang cetakan
Pamflet atau selebaran,
Leaflet dan folder
Brosur
atau booklet,
Placard dan poster
Flipchart atau peta singkap
Photo,
Flanelgraph,
Tentang penggunaan alat peraga
kelompok ini,kecuali movie film yang dapat digunakan dalam pendekatan masal,
selebihnya hanya efektif digunakan dengan pendekatan kelompok.
Tarnsparancy-sheet,
Slide film,
Film-strip,
Movie film
video dan TV
Di dalam praktek dikenal beragam grafik,yaitu:
Garfis garis,
Grafik batang
Area graph atau solid
graph
Pie cart atau segmented
curve
Pictorial statistical
graph
Lembang grafika ini merupakan
gambar dari hubungan antar bagian atau sub sistem dari suatu sistem tetentu
yang ingin dijelaskan. Di dalam praktek, dikenal beragam bagan atau schema,
yaitu:
Pictoral cha
Pictoral char
Ginealogical char
Organizational chart
flow chart
progress cxhart
Untuk menyajikan lambang grafika
pada suatu tempat (jika ingin ditampilkan secara langsung, tidak melalui
projektor) dapat dilakukan dengan beragam cara yaitu:
1. Pin-up chart,
2. inged card chard
4.
idden chart

VIII. DAFTAR PUSTAKA
Kartasapoetra.
1988. Tehnologi Penyuluhan
Pertanian. PT. Bina Aksara.
Jakarta .
Soedarmanto, 2003. Program Study PKP Faperta Uni Brawijaya. Malang
Syamsuddin.
S. 1976. Dasar-dasar Penyuluhan dan Moderenisasi
Pertanian. IKAPI. Bandung .
Totok Mardikant,
1993. Penyuluhan Pembangunan
Pertanian. Sebelas Maret
University Prees. Surakarta .
Vanden Ban.
A. W. and
Hawkins. H. S.
1999. Penyuluhan Pertanian. Penerbit Kanisius. Yogyakarta .
Yasaguna,
1977. Pokok-pokok Penyuluhan
Pertanian. Jakarta .
No comments:
Post a Comment