PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masuknya
air dari media tanaman (tanah) ke dalam sel-sel akar dengan jalan difusi,
osmosis, dan imbibisi dapatlah kita terima berdasarkan hukum gas yang berlaku
juga untuk zat cair dan sekalipun zat padat.
Air
berdifusi dari larutan yang encer kesuatu larutan yang lebih pekat. Keadaan
semacam ini kita dapati dalam larutan yang konsentrasinya jauh lebih rendah
dari pada konsentrasi larutan yang ada di dalam sel-sel akar.
Absorbsi merupakan penyerapan atau
pemisahan anatara campuran gas dengan cara pengikatan bahan tersebut pada
permukaan absorben cair yang diukuh dengan pelarut. Sedangkan transpirasi
merupakan proses kehilangan air berua uap dari jaringan tumbuhan melalui
stomata.
Pemasukan air dari tanah ke sel-sel
tanaman melalui mekanisme difusi, osmosis dan imbibisi. Air berdifusi dari larutan yg encer ke larutan yg
pekat. Hal ini terjadi pada tanah, dimana larutan tanah memiliki konsentrasi yg
lebih rendah di banding konsentrasi di dalam sel tanaman (akar).
Secara alamiah tumbuhan mengalami kehilangan air melalui
penguapan. Proses kehilangan air pada tumbuhan ini disebut transpirasi. Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari
udara yang lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air
dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari
berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke
akar. Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang
mempengaruhi pergerakannya. Besarnya uap air yang ditranspirasikan dipengaruhi
olh beberapa faktor, antara lain: (1) Faktor dari dalam tumbuhan (jumlah daun,
luas daun, dan jumlah stomata); (2) Faktor luar (suhu, cahaya, kelembaban, dan
angin).
Ruang interseluler udara dalam daun mendekati keseimbangan dengan
larutan dalam fibrill sel pada dinding sel. Hal ini berarti sel-sel hampir
jenuh dengan uap air, padahal banyaknya udara di luar daun hampir kering.
Difusi dapat terjadi jika ada jalur yang memungkinkan adanya ketahanan yang
rendah. Kebanyakan daun tertutup oleh epidermis yang berkutikula yang
memiliki resistansi (ketahanan) tinggi untuk terjadinya difusi air. Namun
stomata memiliki resistansi rendah ketika membuka dan uap air berdifusi ke luar
melalui stomata.
Jumlah difusi keluarnya uap air dari stomata tergantung pada
tingkat kecuraman gradien konsentrasi uap air. Lapisan pembatas yang tebal
memiliki gradien yang lebih rendah, dan lapisan pembatas yang tipis memiliki
gradien yang lebih curam. Oleh karena itu, transpirasi melalui lapis pembatas
yang tebal lebih lambat dari pada yang tipis. Angin membawa udara dekat ke daun
dan membuta pembatas lebih tipis. Hal ini menunjukkan mengapa laju transpirasi
pada tumbuhan lebih tinggi pada udara yang banyak
hembusan angin.
Laju
transpirasi dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar CO2, cahaya,
suhu,
aliran udara, kelembaban,
dan tersedianya air tanah.
Faktor-faktor ini mempengaruhi perilaku stoma yang membuka dan menutupnya
dikontrol oleh perubahan tekanan
turgor sel
penjaga yang berkorelasi dengan kadar ion kalium
(K+) di dalamnya. Selama stoma terbuka, terjadi pertukaran gas
antara daun dengan atmosfer
dan air akan hilang ke dalam atmosfer. Untuk mengukur laju transpirasi tersebut
dapat digunakan potometer.
Transpirasi
pada tumbuhan yang sehat sekalipun tidak dapat dihindarkan dan jika berlebihan
akan sangat merugikan karena tumbuhan akan menjadi layu bahkan mati.
Sebagian
besar transpirasi berlangsung melalui stomata
sedang melalui kutikula
daun dalam jumlah yang lebih sedikit. Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan
membuka stomatanya untuk mengambil karbon dioksida
dari udara untuk berfotosintesis.
Transpirasi dapat
dikatakan proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui
stomata kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui kegiatan
tanamn yang dapat terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil
dibandingkan dengan yang oleh stomata oleh sebab itu dalam perhitunganya
besarnya jumlah air yang hilang dari jarinagn tanaman umumnya difokuskan
untuk air yang hilang melalui stomata. Proses transpirasi berlangsung selama
tumbuhan hidup ( Guritno dan Sitompul, 1995 ).
Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum
ini adalah :
1. Untuk
mengetahui dan mengamati terjadinya transpirasi pada tanaman muda yang telah
ditumbuhkan pada media percobaan (polybag).
2. Untuk
mengetahui bagaimana terjadinya proses abasorbsi air dan transpirasi pada
tanaman.
3. Untuk
mengetahui apa kegunaan proses absorbsi air dan transpirasi bagi tanaman.
TINJAUAN PUSTAKA
Kegiatan transpirasi dipengaruhi
oleh banyak faktor baik faktor dalam maupun faktor luar. Yang terhitung
sebagaio faktor dalam adalah besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun,
berlapis lilin atau tidaknya stomata. Hala-hal ini semua mempengaruhi kegiatan
trasnpirasi pada tumbuhan ( Gardner, dkk., 1991 ).
Kegiatan transpirasi secara langsung
oleh tanaman dipandang lansung sebagai pertukan karbon dan dalam hal ini
transpirasi sangat penting untuk pertumbuhan tanaman yang sedaang tumbuh
menentukan banyak air jauh lebih banyak daripada jumlah terhadap tanaman itu
sendiri kecepatan hilangnya air tergantung sebagian besar pada suhu
kelembapan relatif dengan gerakan udara ( Ashari,
1995).
Pengangkutan garam-garam mineral
dari akar ke daun terutama oleh xylem dan secepatnya mempengaruhi oleh kegiatan
transpirasi. Transpirasi pada hakikatnya sama dengan penguapan, akan tetapi
istilah penguapan tidak digunakan pada makhluk hidup. Sebenarnya seluruh
bagian tanaman mengadakan transpirasi karena dengan adanya transpirasi
terjadi hilangnya molekul sebagian besar adalah lewat daun hal ini
disebabkan luasnya permukaan daun dan karena daun-daun itu lebih terkena
udara dari pada bagian lain dari suatu tanaman ( Darmawan dan Barasjah,
1982).
Stomata akan membuka jika tekanan
turgor kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor oleh sel penjaga
disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air antar
sel akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggike sel engan
potensi lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel tergantung pada jumlah
bahan yang terlarut dari cairan tesebut, semakin banyak bahan yang terlarut maka
potensi yang terjadi pada sel semakin rendah ( Heddy, 1990).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi laju transpirasi antara lain :
- Faktor-faktor internal yang
mempengaruhi mekanisme membuka dan menutupnya stomata
- Kelembaban udara sekitar
- Suhu udara
- Suhu daun tanaman ( Lakitan,
2007 ).
Angin dapat pula mempengaruhi laju
transpirasi jika udara yang bergerak melewati permukaan daun tersebut lebih
kering (kelembaban nisbihnya rendah) dari udara sekitar tumbuhan
tersebut ( Gardner, dkk., 1991 ).
Kerapatan uap air diudara tergantung
dengan resisitensi stomata dan kelembaban nisbih dan juga suku udara
tersebut, untuk perhitungan laju transpirasi. Kelembaban nisbih didalam
rongga substomata dianggap 100%. Jika kerapatan uap air didalam rongga
substomata sepenuhnya tergantung pada suhu ( Tjitrosoepomo, 1998 ).
Daya hantar secara langsung
dipengaruhi oleh besarnya bukaan stomata. Semakin besar bukaan stomata maka
daya hantarnya akan semakin tinggi. Pada beberapa tulisan digunakan beberap
istilah resistensi stomata. Dalam hubungan ini daya hantar stomata berbanding
dengan resistensi stomata ( Cambpell, 2003 ).
Transpirasi menguntungkan tanaman,
transpirasi dikatakan menguntungkan bagi tanaman untuk beberapa alasan
yaitu :
- Dapat menumbuhkan tanaman
penghisapan dan pengangkutan serta meningkatkan hormon
- Mempengaruhi tanaman
difusi secara langsung tidak langsung memperlancar
difusi sel
- Mempengaruhi absorbsi air dan
mineral oleh akar
- Berperan penting dalam
transportasi zat hara dari suatu bagian tanamn kebagian tanamn lainya
- Mempengaruhi evaporasi dalam
sejumlah air
- Memepertahankan kesetabilan
suhu daun
- Berkaitran dengfan membuka dan
menutupnya stomata yang secara tidak langsung tidak mempengaruhi
teranspirasi dan respirasi. ( Lakitan, 2007 ).
BAHAN DAN METODE
Bahan Dan Alat
Bahan
1. Media
tanah
2. Benih
jagung
3. Benih
kacang tanah
4. Air
200 mL
Alat
1. 2
polybag ukuran 1 kg
2. 2
gabus berbentuk lingkaran ditengah diberi lubang
3. 2
botol aqua yang dipotong bagian atasnya
4. Neraca
analitik
Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada
hari Senin, tanggal 22 Maret 2010 pukul 09.00 WITA. Bertempat di laboratorium
Fisiologi Tumbuhan BDP gedung 3 Faperta Unlam Banjarbaru.
Prosedur
Kerja
1. Isi
polybag dengan tanah
2. Menanam
benih jagung dan kacang tanah
3. Setelah
tumbuh kurang lebih 2 MST
4. Sobek
plastik dengan catter/selet. Bersihkan tanaman dari tanah di bawah pancuran air
ledeng, lakukan dengan hati-hati agar akar tidak putus
5. Ukur
volume air 200 mL. Masukkan ke dalam botol (volume awal)
6. Setelah
bersih tanaman dikering anginkan lalu timbang di neraca analitik (berat awal)
7. Rendam
tanaman dalam botol yang berisi air selama 2-3 hari
8. Supaya
tanaman tidak jatuh/rebah diberi penahan gabus berlubang
9. Setelah
direndam 2-3 hari, lepaskan tanaman dari penahan gabus
10. Lalu
ditimbang (berat akhir)
11. Ukur
volume air rendaman sebagai volume akhir (mL)
Pengamatan
1. Amati
keadaan tanaman sebelum direndam
2. Keadaan
tanaman pada saat perendaman hari 1, 2, dan 3
3. Keadaan
tanaman setelah perendaman
4. Berat
awal tanaman sebelum direndam
5. Berat
akhir tanaman sesudah direndam
6. Volume
awal air rendaman
7. Volume
akhir air rendaman
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Hasil
pengamatan
No.
|
Nama
Tanaman
|
Berat
Awal (gram)
|
Berat
Akhir (gram)
|
Selisih
berat awal dan akhir (gram)
|
Volume
Air Awal (ml)
|
Volume
Air Akhir (ml)
|
Selisih
volume awal dan akhir (ml)
|
1
|
Jagung
|
3,20
|
4,70
|
1,50
|
200
|
197
|
3
|
2
|
Kacang
Tanah
|
3,00
|
3,50
|
0,50
|
200
|
197
|
3
|
Pembahasan
Pada
praktikum Fisiologi Tumbuhan kali ini membahas tentang proses absorbsi dan
transpirasi pada tanaman jagung dan kacang tanah. Biji tanaman tersebut ditanam
pada media polybag dan dibiarkan sampai tumbuh kira-kira berumur 2 minggu.
Setelah itu benih yang sudah tumbuh dikeluarkan dari polybag dan dibersihkan
tanah-tanah yang menempel pada akar menggunakan air yang mengalir langsung pada
ledeng. Setelah itu ditimbang untuk mengetahui berat awalnya. Kemudian benih
yang sudah tumbuh tersebut dimasukkan ke dalam gelas aqua yang berisi air dan
dibiarkan selama 2-3 hari. Setelah 3 hari, tanaman yang telah diberi perlakuan tersebut
mengalami pertambahan berat, yang mana berat awal tanaman jagung adalah 3, 20
gram bertambah menjadi 4,70 gram, dan berat awal tanaman kacang tanah 3,0 gram
bertambah menjadi 4,50 gram. Hal ini dikarenakan tanaman mempunyai kemampuan
absorbsi air. Air
diserap tanaman melalui akar bersama-sama dengan unsur-unsur hara yang terlarut
di dalamnya, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman, terutama daun, melalui
pembuluh xilem. Pembuluh xylem pada akar, batang dan daun
merupakan suatu system yang kontinu, berhubungan satu sama lain.
Selain itu volume air juga berkurang, yang
semula pada tanaman jagung dan kedelai adalah 200 ml menjadi 197 ml, peristiwa
ini terjadi karena adanya absorbsi air, kemudian terjadi transpirasi oleh
tanaman. Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk
uap dari jaringan tmbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari
jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi
kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui
stomata. Oleh sebab itu dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang
melalui stomata.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum absorbsi dan transpirasi pada tanaman jagung (Zea mays) dan kacang tanah (Arachis
hypogeal L.) dapat ditarik
kesimpulan :
1. Absorbsi
merupakan penyerapan atau pemisahan anatara campuran gas dengan cara pengikatan
bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diukuh dengan pelarut. Air diserap tanaman melalui akar bersama-sama
dengan unsur-unsur hara yang terlarut di dalamnya, kemudian diangkut ke bagian
atas tanaman, terutama daun, melalui pembuluh xylem.
2. Transpirasi
merupakan proses kehilangan air berupa uap dari jaringan tumbuhan melalui
stomata.
Saran
Dalam pelaksanaan praktikum sebaiknya menggunakan
alat sesuai dengan penuntun praktikum agar hasil yang didapat menjadi akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari,
S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta.
Cambpell,
N. A. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Erlangga. Jakarta.
Darmawan,
J dan Bharsjah, J. 1982. Dasar-Dasar Ilmu Fisiologi Tanaman.
Dwijoseputro,
D. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. gramedia. Jakarta.
Filter A. H. dan R. K. M. Hay. 1991. Fisiologi
Lingkungan
Tanaman. UGM
Press. Yogyakarta.
Gardner, F. P., R. B. Pearce dan R. L.
Mitchell. 1991. Fisiologi Tanamaman Budidaya. UI-Press. Jakarta..
Guritno, B. dan Sitompul, S. M. 1995.
Analisis Pertumbuhan Tanaman.
UGM Press. Yogyakarta.
Heddy,
S. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
________.
2001. Ekologi Tanaman. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi
Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Loveless, A. R. 1991. Prinsip-Prinsip
Fisioloogi Tumbuhan Untuk daerah Tropis. Gramedia Jakarta.
Salisbury
dan Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press. Bandung.
Sitompul, S. M. dan Guritno. B. 1995.
Pertumbuhan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta..
Tjitrosoepomo.
H.S. 1998. Botani Umum. UGM Press. Yogyakarta.
Wilkins,
M. B. 1989. Fisologi Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.
No comments:
Post a Comment