Friday, 24 February 2017

Pengaruh Pemberian Pupuk Urea ( N), SP 36 (P) dan KCl (K) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jagung telah dibudidayakan di Amerika Tengah (Meksiko Bagian Selatan) sekitar 8.000 sampai 10.000 tahun yang lalu. Dari penggalian ditemukan fosil tongkol jagung dengan ukuran kecil, yang diperkirakan usianya mencapai sekitar 7.000 tahun. Menurut pendapat beberapa ahli botani, teosinte (Zea mays sp. Parviglumis) sebagai nenek moyang tanaman jagung, merupakan tumbuhan liar yang berasal dari lembah Sungai Balsas, lembah di Meksiko Selatan. Bukti genetik, antropologi, dan arkeologi menunjukkan bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah dan dari daerah ini jagung tersebar dan ditanam di seluruh dunia.
Di Indonesia, daerah-daerah penghasil utama tanaman jagung adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Khusus di daerah Jawa Timur dan Madura, budidaya tanaman jagung dilakukan secara intensif karena kondisi tanah dan iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhannya (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
Menurut data Badan Pusat Statistik (2009), produksi jagung di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 166,129 ton per tahun.  Hasil produksi jagung terkonsentrasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dengan produksi sebanyak 119,850 ton per tahun, Kabupaten Musi Banyuasin (MUBA) sebanyak 30,960 ton per tahun, dan di Kabupaten Banyuasin sebanyak 15,319 ton per tahun.
Tanaman jagung secara spesifik merupakan tanaman pangan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia ataupun hewan.  Jagung merupakan makanan pokok kedua setelah padi di Indonesia.  Sedangkan, berdasarkan urutan bahan makanan pokok di dunia, jagung menduduki urutan ketiga setelah gandum dan padi.  Tanaman jagung hingga kini dimanfaatkan oleh masyarakat dalam berbagai bentuk penyajian, seperti : tepung jagung (maizena), minyak jagung, bahan pangan, serta sebagai pakan ternak dan lain-lainnya.  Khusus jagung manis (sweet corn), sangat disukai dalam bentuk jagung rebus atau bakar (Derna, 2007).
Jagung manis merupakan komoditas pertanian yang sangat digemari terutama oleh penduduk perkotaan, karena rasanya yang enak dan manis banyak mengandung karbohidrat, sedikit protein dan lemak. Budidaya jagung manis berpeluang memberikan untung yang tinggi bila diusahakan secara efektif dan efisien (Sudarsana, 2000).
        Jagung manis mengandung kadar gula yang relatif tinggi, karena itu biasanya dipungut muda untuk dibakar atau direbus.  Ciri dari jenis ini adalah bila masak bijinya menjadi keriput dan bermanfaat sebagai bahan makanan, makanan ternak, bahan baku pengisi obat dan lain-lain.
Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil maksimal manakala unsur hara yang diperlukan tidak cukup tersedia.  Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen secara kuantitatif maupun kualitatif.  Lingga dan Marsono (2001) menyatakan bahwa, pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur untugantikan unsur yang habis diserap tanaman.
Nihayati dan Damhuri (2004) mengemukakan bahwa, pertumbuhan tanaman yang baik diperlukan pemberian pupuk yang memadai.  Pemupukan nitrogen merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil jagung manis.  Umumnya untuk mencapai hasil maksimum petani sering memberikan pupuk melebihi kebutuhan tanaman dan kurang memperhatikan waktu pemberian yang tepat.
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menghasilkan produksi jagung manis.  Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi jagung manis dapat ditempuh dengan pemberian pupuk dan pengaturan jarak tanam.  Pupuk terbagi menjadi dua macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik (Rahmi dan Jumiati, 2003).
 Pupuk organik  adalah pupuk yang sebagian besar  atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses dari rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimia tanah
Pemupukan melalui tanah kadang–kadang kurang bermanfaat, karena berbagai unsur hara telah larut lebih dahulu dan hilang melalui air perkolasi atau mengalami fiksasi oleh koloid tanah sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Upaya yang dapat ditempuh agar pemupukan lebih efektif dan efesien adalah dengan cara menyemprotkan larutan pupuk melalui daun tanaman.
Berdasarkan berbagai uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian terhadap budidaya tanaman jagung manis dengan perlakuan pengaturan takaran pemberian Pupuk N (Urea), P (SP 36) dan K (Kcl),  Karena sampai batas tertentu konsentrasi yang diberikan  dengan aplikasi takaran pupuk yang dilakukan merupakan faktor yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt).
Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Pupuk N (urea), P (SP 36) dan K (KCl) terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung manis (Zea mays sachhrata Sturt) dalam pot dengan 500 g tanah.


TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays saccharata Sturt.  Klasifikasi tanaman jagung manis adalah sebagai berikut:
Kingdom           : Plantae
Divisio              : Spermatophyta
      Sub division      : Angiospermae
Kelas                : Monocotyledonae
Ordo                  : Poales
Famili                : Poaceae
Genus                : Zea
Spesies               : Zea mays saccharata Sturt.
Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung merupakan tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar, yaitu akar lateral, akar adventif, dan akar udara.  Akar lateral tumbuh dari radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga akar tunjang.  Akar ini tumbuh dari buku paling bawah, yaitu sekitar 4 cm di bawah permukaan.  Sementara akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih buku terbawah permukaan tanah.  Perkembangan akar jagung tergantung dari varietas, kesuburan tanah, dan keadaan air tanah.  Batang tanaman jagung tidak bercabang, berbentuk silinder.  Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol.  Tinggi tanaman jagung tergantung varietas, umumnya berkisar 100 cm sampai 300 cm.  Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8 helai sampai 48 helai tergantung varietasnya. Antara kelopak dan helaian terdapat lidah daun yang disebut ligula, fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan batang.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious).  Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret.  Dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (gluma).  Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence).  Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol, yang tumbuh dari buku di antara batang dan pelepah daun.  Umumnya satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina.
Biji jagung terletak pada tongkol (janggel) yang tersusun memanjang. Pada tongkol tersimpan biji-biji jagung yang menempel erat, sedangkan pada buah jagung terdapat rambut-rambut yang memanjang hingga keluar dari pembungkus (kelobot). Setiap tanaman jagung terbentuk satu sampai dua tongkol.  Biji jagung memiliki bermacam-macam bentuk dan bervariasi.  Perkembangan biji dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain varietas tanaman, tersedianya makanan di dalam tanah dan faktor lingkungan seperti sinar matahari dan kelembaban udara.  Biji jagung manis yang masih muda mempunyai ciri bercahaya dan berwarna jernih seperti kaca sedangkan biji yang telah masak dan kering akan menjadi keriput atau berkerut.
Jagung manis mempunyai nilai nutrisi yang lebih baik dibandingkan dengan jagung biasa.  Kandungan zat gizi jagung manis tiap 100 gram berat bahan yang dapat dimakan tertera pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Nilai Zat Gizi Jagung Manis tiap 100 gram yang dapat dimakan
No
Zat gizi
Kandungan zat gizi
     1
              Energi
96,0      kalori
     2
              Protein
                    3,5    g
     3
              Lemak
                    1,0    g
     4
              Karbohidrat
22,8      g
     5
              Kalium
3,0       mg
     6
              Fosfor
                111,0     mg
     7
              Besi
0,7       mg
     8
              Vitamin A
                400,0      SI
     9
              Vitamin B
0,15      mg
   10
              Vitamin C
                  12,0       mg
   11
              Air
                  72,7       g











BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1.      Jagung Manis, sebagai bahan yang akan diamati dalam pelaksanaan praktikum.
2.      Media tanah, sebagai media pertumbuhan
3.      Pupuk  (N) urea, sebagai bahan perlakuan.
4.      Pupuk (P) SP 36, sebagai bahan perlakuan.
5.      Pupuk (K) KCl, sebagai bahan perlakuan.
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1.      Pot , untuk tempat media pertumbuhan.
2.      Cangkul, untuk mengambil sampel tanah.
3.      Ember , untuk menyiram tanaman.
4.      Buku dan alat tulis, untuk mencatat kegiatan pelaksanaan praktikum.
Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Rumah Kaca Jurusan Tanah Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru, pada hari Rabu tanggal 28 November 2012 pukul 15.00 -16.00 Wita.
Prosed Kerja
Pelaksanaan
1.      Persiapkan alat dan bahan dalam peraktikum.
2.      Sampel tanah dikering anginkan, ditumbuk dan diayak sehingga menjadi halus.
3.      Media tanaman jagung  tersebut diberikan beberapa perlakuan pupuk N (Urea), P (SP 36) dan K (Kcl).
4.      Budidaya tanaman jagung dengan menggunakan pot 500 g tanah dilaksanakan di rumah kaca jurusan tanah Fakultas Pertanian.
Perlakuan
Beberapa perlakuan yang diberikan sampel tanah Melihat interaksi pupuk terhadap jagung dalam pot dengan 500 g tanah, diantaranya :
A.      UREA
1.      Berat 100 kg/ha = 100.000 gr/ha
Volume per pot = (0,005 m3 / 2.000 m3) x 100.000 gr = 0,25 gr/pot (U1)
2.      Berat 200 kg/ha = 200.000 gr/ha
Volume per pot = (0,005 m3 / 2.000 m3) x 200.000 gr = 0,5 gr/pot (U2)
3.      Berat 300 kg/ha = 300.000 gr/ha
Volume per pot = (0,005 m3 / 2.000 m3) x 300.000 gr = 0,75 gr/pot (U3)
B.       TSP
1.      Berat 50 kg/ha = 50.000 gr/ha
Volume per pot = (0,005 m3 / 2.000 m3) x 50.000 gr = 0,125 gr/pot (T1)
2.      Berat 100 kg/ha = 100.000 gr/ha
Volume per pot = (0,005 m3 / 2.000 m3) x 100.000 gr = 0,25 gr/pot (T2)
3.      Berat 150 kg/ha = 100.000 gr/ha
Volume per pot = (0,005 m3 / 2.000 m3) x 100.000 gr = 0,375 gr/pot (T3)
C.       KCl
1.      Berat 50 kg/ha = 50.000 gr/ha
Volume per pot = (0,005 m3 / 2.000 m3) x 50.000 gr = 0,125 gr/pot (K1)
2.      Berat 100 kg/ha = 100.000 gr/ha
Volume per pot = (0,005 m3 / 2.000 m3) x 100.000 gr = 0,25 gr/pot (K2)
3.      Berat 150 kg/ha = 100.000 gr/ha
Volume per pot = (0,005 m3 / 2.000 m3) x 100.000 gr = 0,375 gr/pot (K3)
Pengamatan :
1.      Amati  tinggi tanaman jagung
2.      Amati jumlah daun pada tanaman jagung



HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pengukuran Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun pada Tanaman Jagung
No.
Pot
Minggu I
Minggu II
Minggu III
TT (cm)
JD (helai)
TT (cm)
JD (helai)
TT (cm)
JD (cm)
3HST
6HST
3HST
6HST
9HST
12HST
9HST
12HST
15HST
18HST
15HST
18HST
1
-
14
-
2
19
21
5
5
25,1
28,2
7
8
2
-
13
-
2
17
19
4
5
23,2
26,3
6
7
3
-
-
-
-
3
8,5
-
3
15
19,3
4
5
4
-
10
-
2
14
17
4
5
20,1
23,5
6
7
5
-
8
-
2
11,5
14
4
5
19,3
22.4
6
7
6
-
10
-
2
12
14,8
4
5
17,2
21,1
6
6
7
-
12
-
2
14
19,4
4
5
22,5
23,9
6
7
8
-
2
-
-
9
14,5
3
4
17,6
19,8
5
5
9
-
11
-
2
13,5
17,7
4
5
19,9
21,4
6
6
10
-
4
-
-
9
13,2
2
4
16,4
19,6
5
5
11
-
7,5
-
1
12
15
3
4
18,3
20,4
5
5
12
-
-
-
-
4
12,2
1
3
17,8
22,3
4
5
13
-
-
-
-
4
11
1
3
16,2
17,9
4
4
14
-
-
-
-
3
10,1
-
3
15,3
17,4
4
4
15
-
2,5
-
-
6
9,7
2
3
14,4
16
4
4
16
-
2
-
-
8
17,3
2
4
20,4
22
5
5
17
-
3
-
-
7,6
15,2
2
4
19,5
21,1
5
6
18
-
-
-
-
4,2
9,9
-
3
12,1
13,2
4
4
19
-
6
-
-
11
19
2
4
22
23,7
5
6
20
-
1,5
-
-
7,5
15,2
3
4
18,7
20,1
5
5
21
-
-
-
-
4
13,2
-
3
15
17,2
4
4
22
-
3
-
-
8
16.4
2
4
19.2
21,1
5
6
23
-
-
-
-
3,5
9,7
-
2
14
16,2
4
5
24
-
-
-
-
5
11,2
2
3
14
15,7
4
5
25
-
-
-
-
4
10,2
-
3
12,6
14,1
4
5
26
-
4
-
-
4,5
12
-
4
15,3
17,2
5
6
27
-
2,5
-
-
7,3
13,2
2
3
17,1
18,7
4
5
Tabel 2. Hasil pengukuran tinggi tanaman (cm) jagung pada umur 18 HST akibat pengaruh perlakuan dosis dan jenis pupuk kimia dengan menggunakan Uji ANOVA
Faktor Perlakuan
Ulangan
Jumlah

Rata-rata
Pupuk
B
1
2
3
Urea
U1
21,46
19,7
11,45
52,61
17,54
U2
16,92
10,56
15,02
42,50
14,17
U3
18,36
12,58
16,7
47,64
15,88
SUB TOTAL
56,7
42,8
43,2
142,75
SP-36
T1
12,44
14,64
14,08
41,16
13,72
T2
12,28
11,45
9,72
33,45
11,15
T3
13,94
13,28
9,85
37,07
12,36
SUB TOTAL
38,7
39,4
33,7
111,68
KCl
K1
16,34
12,6
12,35
41,29
13,76
K2
10,26
10,85
11,48
32,59
10,86
K3
10,22
10,6
11,76
32,58
10,86
SUB TOTAL
36,8
34,1
35,6
106,46
TOTAL
132,22
116,26
112,41
360,89
13,37
Tabel 3. Hasil analisis ragam tinggi tanaman jagung dengan menggunakan ANOVA
Sumber Keragaman
db
JK
KT
F-hitung
F-tabel
P-value
5%
1%
Kelompok
2
24,52
12,26
1,97
tn
3,63
6,23
0,171
Perlakuan
8
129,34
16,17
2,60
tn
2,59
3,89
0,049
Jenis Pupuk
2
85,54
42,77
6,89
* *
3,63
6,23
0,007
Dosis
2
40,58
20,29
3,27
tn
3,63
6,23
0,065
Jenis Pupuk x Dosis
4
3,22
0,80
0,13
tn
3,01
4,77
0,969
Galat
16
99,32
6,21




TOTAL
26
253,176


KK =
18,64%


Keterangan :
*      = Berpengaruh nyata
**    = Berpengaruh sangat nyata
ns    = Nonsignificant (tidak berpengaruh nyata)

Jarak Nayat LSD
Perlakuan
5%
1%
Jenis Pupuk
2,49
3,43
Dosis
2,49
3,43
J. pupuk xDosis
4,31
5,94
Tabel 4. Perbandingan Orthogonal Polinomial pada perlakuan dosis dan jenis pupuk
Perbandingan
Linear
Perlakuan
∑ Cij2
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
D8
D9
L1 = D1D2 D3 VS D4 D5 D6 D7 D8 D9
+6
+6
+6
- 3
- 3
- 3
- 3
- 3
- 3
342
L2 = D4 V5 D6 DS D7 D8 D9
0
0
0
+ 1
+ 1
+ 1
- 1
- 1
- 1
12
L3 = D1 VS D2 D3
+2
- 1
- 1
0
0
0
0
0
0
6
L4 = D2 VS D3
0
+ 1
- 1
0
0
0
0
0
0
2
L5 = D4 VS D5 D6
0
0
0
+ 2
- 1
- 1
0
0
0
6
L6 = D5 VS D6
0
0
0
0
+ 1
- 1
0
0
0
2
L7 = D7 VS D8 D9
0
0
0
0
0
0
+2
- 1
- 1
6
L8 = D8 VS D9
0
0
0
0
0
0
0
+ 1
- 1
2
a)      Uji BNT (Beda Nyata Terkecil)
BNT (α) = t (α: dbe) . √ 2KTG / n
BNT (0,05) = t (0,05 : 16) = 2,12
        = 2,12 √ 2 (6,21/3)
        = 4,31
Rata-rata       
17,54
  14,17
15,88
13,72
11,15
12,36
13,76
10,86
10,86
i                       17,54 – 15,88 = 1,66 (lebih kecil dari 4,31 berarti sama)
g                      15,88 - 14,17 = 1,71 (lebih kecil dari 4,31 berarti sama)
h                      14,71 – 13,76 = 0,95 (lebih kecil dari 4,31 berarti sama)
e                      13,76 – 13,72  = 0,04 (lebih kecil dari 4,31 berarti sama)
c                      13,72 – 11,15 = 2,57 (lebih kecil dari 4,31 berarti sama)
d                      11,15 – 10,86 = 0,29 (lebih kecil dari 4,31 berarti sama)
f                       10,86 – 10,86 = 0 (lebih kecil dari 4,31 berarti sama)
b
a
10,86  10,86    11,15   12,36   13,72   13,76   14,17   15,88   17,54
 

                                                a
Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa pengaruh pemberian beberapa tingkat dosis pupuk  N (urea), P (sp 36) dan K (kcl) dalam budidaya tanaman jagung manis dalam pot 500 g tanah sebanyak 27 pot memiliki pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung yang berbeda-beda.
Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan parameter yang diamati diantaranya tinggi  tanaman dan jumlah daun. Pada pengamatan minggu pertama 3 HST belum adanya pertumbuhan  tanaman jagung, sedangkan 6 HST sudah terdapat pertumbuhan tanaman jagung tersebut, dari 27 pot sampel tanaman dapat diperoleh hasil bahwa parameter yang paling tinggi terdapat pada pada pot No. 1  yaitu  tinggi tanaman 14 cm dan jumlah daun 2 helai dan parameter yang  paling rendah terdapatdua pot yaitu  pada pot No. 8 tinggi tanaman 2 cm dengan jumlah helai daun  9  dan pot No. 16 tinggi tanaman 2 cm dan belum memiliki helai daun.
Pada pengamatan minggu ke-II 9 HST parameter tanaman yang paling tinggi terdapat pada pot No. 1 yaitu 19 cm dengan jumlah helai daun 5 helai, dan parameter yang paling rendah terdapat dua pot yaitu  pada pot No. 3 dan pot No. 4 masing-masing memilikii tinggi tanaman 3 cm dan tidak memilki helai daun. Sedangkan pada pengamatan 12 HST masih dalam minggu ke-II parameter tinggi tanaman terdapat pada pot No. 1 yaitu 21 cm dengan jumlah helai daun 5 helai, dan parameter yang paling rendah terdapat dua pot yaitu pada pot No. 15  yang memiliki tinggi tanaman 9,7 dengan helai daun 3, dan pot No.23 memiliki tinggi tanaman yaitu 9,7 cm 2 jumlah helai daun.
Pada pengamatan minggu ke-III 15 HST parameter yang paling tinggi terdapat masih terdapat pada pot No.1 yaitu 25,1 cm dengan jumlah daun 7, dan parameter yang paling rendah terdapat pada  pot No. 18 yaitu 12,1 cm dengan helai daun 4. Sedangkan pengamatan pada 18 HST masih dalam minggu ke-III parameter yang paling tinggi terdapat dua pot yaitu  pada pot No.1 memiliki tinggi tanaman 28,2 cm dengan jumlah helai daun 8. dan pot No. 2 memiliki tinggi tanaman 26,3 cm dengan 7 jumlah helai daun.
Sedangkan untuk pengukuran tinggi tanaman (cm) jagung pada umur 18 HST akibat pengaruh beberapa perlakuan dosis dan jenis pupuk kimia dengan menggunakan uji ANOVA, diantara faktor perlakuan tersebut dengan menggunakan tiga macam jenis pupuk yaitu pupuk urea, SP-36 dan KCl.  Hal ini dapat diketahui bahwa rata-rata hasil perlakuan menggunakan pupuk  yaitu U1 = 17,54, U2 = 14,17 dan U3 = 15,88 dan untuk perlakuan menggunakan SP-36 diantaranya TI=13,72, T2=11,15 dan T3=12,36. Sedangkan untuk faktor perlakuan menggunakan pupuk KCl yaitu K1=13,76, K2=10,86 dan K3=10,86. Dari ketiga faktor perlakuan tersebut yang paling tinggi hasil dari rata-rata pertumbuhan tanaman jagung mengguanakan faktor perlakuan pupuk Urea. Sedangkan untuk hasil ragam tinggi tanaman menggunakan ANOVA F-hitung 6,89  sangat berpengaruh nyata (**).
Untuk perbandingan Orthogonal polinomial pada perlakuan dosis dan jenis pupuk bahwa perbandingan linier  Li, 2, … L8 dengan perlakuan yaitu  D1,D2, D3, VS D4, D5, D6, D7, D8, D9 menyatakan bahwa jumlah paling tinggi ∑ Cij2 terdapat pada perbandingan linier L1= 342 sedangkan yang paling rendah terdapat pada tiga perbandingan linier masing-masing jumlah paling rendah ∑ Cij2 yaitu L4= 2, L6=2 dan L8=2. Dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) sebesar 4,31. Selain itu terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman suatu bahan adalah sifat fisik dan kimia dari produk tersebut.


KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini sebagai berikut :
1)      Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa pengaruh pemberian beberapa tingkat dosis pupuk  N (urea), P (sp 36) dan K (kcl) dalam budidaya tanaman jagung manis dalam pot 500 g tanah sebanyak 27 pot memiliki pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung yang berbeda-beda.
2)      Parameter yang paling rendah  pada pengamatan tiga minggu  tanaman jagung terdapat pada minggu ke-I  6 HST  terdapat dua pot yaitu pot No. 8 dan pot No. 9 dengan masing-masing tinggi tanaman 2 cm  jumlah yang belum memiliki helai daun.
3)      Parameter yang paling tinggi pada pengamatan tiga minggu  tanaman jagung terdapat pada minggu ke-III 18 HST yaitu 28,2 cm yang memiliki 8 jumlah helai daun.
4)      Pengukuran tinggi tanaman (cm) jagung pada umur 18 HST dengan menggunakan uji ANOVA yang paling tinggi terdapat pada faktor perlakuan ppuk Urea rata-rata hasil yaitu U1 = 17,54, U2 = 14,17 dan U3 = 15,88
5)      Hasil ragam tinggi tanaman menggunakan ANOVA F-hitung 6,89 sangat berpengaruh nyata **.
6)      Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman suatu bahan adalah sifat fisik dan kimia dari produk tersebut.
Saran
Sebaiknya dalam praktikum ini derjakan lebih cermat dan teliti terutama dalam segi tempat praktikum sehingga tidak terjadi hal-hal yang membuat praktikum tersebut tidak tumbuh secara optimal karena gangguan luar.














DAFTAR PUSTAKA
A. Rahmi dan Jumiati.  2003 Anonim.  2008.  Tanaman Jagung Manis (Sweet Corn) : www.usahawantani.com/.../Tanaman-Jagung-Manis-Sweet.CornPengaruh Konsentrasi dan Waktu Pemupukan POC Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung ManisFakultas  Pertanian         Universitas      Tujuh   Belas         Agustus 1945 Samarinda. Diakses pada tanggal 07 Desember 2012.

Badan Pusat Statistik 2009.  Potensi Ekonomi Andalan Provinsi Sumatera Selatan,  Palembang.  Diakses di http://www.bps.co.id. pada tanggal 07 Desember 2012.

Derna, H.  2007.  Jagung manis.  Diakses di http://www.scribd.com/doc/38158723/jagung manis-no4.pdf. pada tanggal 07 Desember 2012.

Hanafia, Kemas, A.  2010. Rancangan Percobaan.  Raja Grafindo Persada.  Jakarta.
     Harizamrry.   2007.  Artikel Jagung Manis.  Diakses di http://harizamrry.com/2007/…/Tanaman-Jagung-Manis-Sweet-Corn. pada tanggal 07 Desember 2012.

Hasibuan.  2006.  Pupuk dan Pemupukan.  USU Press.  Medan.
Pinus Lingga dan Marsono.  2004.  Petunjuk Penggunaan Pupuk.  Penebar swadaya: Jakarta

     Purwono, M. S.  dan Hartono, R.  2005.  Bertanam Jagung Unggul.  Penebar Swadaya.  Bogor

Sudarsana, N. K.  2000.  Pengaruh Efektifitas Microorganisme-4 (EM-4) dan Kompos terhadap Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) pada tanggal 07 Desember 2012.

Simanungkalit, R, D, M .  dan Suriadikarta, D, A.  Pupuk Organik dan Pupuk   Hayati.  diakses di http://balittanah.deptan.go.id/dokumentasi/…/pupuk%2
organik.pdf. pada tanggal 07 Desember 2012.

Tim Karya Tani Mandiri.  2010.  Pedoman Bertanam Jagung. Diakses pada tanggal 07 Desember 2012.


Yulianti, D.  2010.  Pengaruh Hormon Organik dan Pupuk Organik Cair (POC) Super Nasa terhadap Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt).  Diakses di http://penelitian-organik-penelitian.blogspot.com/2010. pada tanggal 07 Desember 2012.

1 comment:

  1. Pupuk ke tiga jagung manis biar buah besar dan ber bobot

    ReplyDelete