PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jagung telah dibudidayakan di Amerika Tengah (Meksiko Bagian
Selatan) sekitar 8.000 sampai 10.000 tahun yang lalu. Dari penggalian ditemukan
fosil tongkol jagung dengan ukuran kecil, yang diperkirakan usianya mencapai
sekitar 7.000 tahun. Menurut pendapat beberapa ahli botani, teosinte (Zea
mays sp. Parviglumis) sebagai nenek moyang tanaman jagung, merupakan
tumbuhan liar yang berasal dari lembah Sungai Balsas, lembah di Meksiko
Selatan. Bukti genetik, antropologi, dan arkeologi menunjukkan bahwa daerah asal
jagung adalah Amerika Tengah dan dari daerah ini jagung tersebar dan ditanam di
seluruh dunia.
Di Indonesia, daerah-daerah penghasil utama tanaman jagung
adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Daerah Istimewa Yogyakarta,
Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Khusus di
daerah Jawa Timur dan Madura, budidaya tanaman jagung dilakukan secara intensif
karena kondisi tanah dan iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhannya (Tim
Karya Tani Mandiri, 2010).
Menurut data Badan Pusat Statistik (2009),
produksi jagung di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 166,129 ton per
tahun. Hasil produksi jagung terkonsentrasi di Kabupaten Ogan Komering
Ilir (OKI) dengan produksi sebanyak 119,850 ton per tahun, Kabupaten Musi Banyuasin
(MUBA) sebanyak 30,960 ton per tahun, dan di Kabupaten Banyuasin sebanyak
15,319 ton per tahun.
Tanaman jagung secara spesifik merupakan tanaman
pangan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia ataupun hewan.
Jagung merupakan makanan pokok kedua setelah padi di Indonesia.
Sedangkan, berdasarkan urutan bahan makanan pokok di dunia, jagung menduduki
urutan ketiga setelah gandum dan padi. Tanaman jagung hingga kini
dimanfaatkan oleh masyarakat dalam berbagai bentuk penyajian, seperti : tepung
jagung (maizena), minyak jagung, bahan pangan, serta sebagai pakan ternak dan
lain-lainnya. Khusus jagung manis (sweet corn), sangat disukai
dalam bentuk jagung rebus atau bakar (Derna, 2007).
Jagung manis merupakan komoditas pertanian yang sangat
digemari terutama oleh penduduk perkotaan, karena rasanya yang enak dan manis
banyak mengandung karbohidrat, sedikit protein dan lemak. Budidaya jagung manis
berpeluang memberikan untung yang tinggi bila diusahakan secara efektif dan
efisien (Sudarsana, 2000).
Jagung manis
mengandung kadar gula yang relatif tinggi, karena itu biasanya dipungut muda
untuk dibakar atau direbus. Ciri dari jenis ini adalah bila masak bijinya
menjadi keriput dan bermanfaat sebagai bahan makanan, makanan ternak, bahan
baku pengisi obat dan lain-lain.
Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil maksimal manakala
unsur hara yang diperlukan tidak cukup tersedia. Pemupukan dapat
meningkatkan hasil panen secara kuantitatif maupun kualitatif. Lingga dan
Marsono (2001) menyatakan bahwa, pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah
karena berisi satu atau lebih unsur untugantikan unsur yang habis diserap
tanaman.
Nihayati dan Damhuri (2004) mengemukakan bahwa, pertumbuhan
tanaman yang baik diperlukan pemberian pupuk yang memadai. Pemupukan
nitrogen merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil jagung
manis. Umumnya untuk mencapai hasil maksimum petani sering memberikan
pupuk melebihi kebutuhan tanaman dan kurang memperhatikan waktu pemberian yang
tepat.
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menghasilkan produksi
jagung manis. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi jagung manis
dapat ditempuh dengan pemberian pupuk dan pengaturan jarak tanam. Pupuk
terbagi menjadi dua macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik (Rahmi dan
Jumiati, 2003).
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian
besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari
tanaman atau hewan yang telah melalui proses dari rekayasa, dapat berbentuk
padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik untuk memperbaiki
sifat fisik, biologi dan kimia tanah
Pemupukan melalui tanah kadang–kadang kurang bermanfaat,
karena berbagai unsur hara telah larut lebih dahulu dan hilang melalui air
perkolasi atau mengalami fiksasi oleh koloid tanah sehingga tidak dapat diserap
oleh tanaman. Upaya yang dapat ditempuh agar pemupukan lebih efektif dan
efesien adalah dengan cara menyemprotkan larutan pupuk melalui daun tanaman.
Berdasarkan
berbagai uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian terhadap
budidaya tanaman jagung manis dengan perlakuan pengaturan takaran pemberian Pupuk N (Urea),
P (SP 36) dan K (Kcl), Karena sampai batas tertentu konsentrasi yang
diberikan dengan aplikasi takaran pupuk yang dilakukan merupakan faktor
yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays
saccharata Sturt).
Tujuan
Tujuan dari
pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Pupuk N
(urea), P (SP 36) dan K (KCl) terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
jagung manis (Zea mays sachhrata Sturt) dalam pot dengan
500 g tanah.
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman jagung manis termasuk dalam
keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays saccharata Sturt.
Klasifikasi tanaman jagung manis adalah sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub
division : Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Ordo
: Poales
Famili
: Poaceae
Genus
: Zea
Spesies
: Zea mays saccharata Sturt.
Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung merupakan tanaman
berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar, yaitu akar lateral, akar
adventif, dan akar udara. Akar lateral tumbuh dari radikula dan embrio.
Akar adventif disebut juga akar tunjang. Akar ini tumbuh dari buku paling
bawah, yaitu sekitar 4 cm di bawah permukaan. Sementara akar udara adalah
akar yang keluar dari dua atau lebih buku terbawah permukaan tanah.
Perkembangan akar jagung tergantung dari varietas, kesuburan tanah, dan keadaan
air tanah. Batang tanaman jagung tidak bercabang, berbentuk
silinder. Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi
tongkol. Tinggi tanaman jagung tergantung varietas, umumnya berkisar 100
cm sampai 300 cm. Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang.
Jumlah daun terdiri dari 8 helai sampai 48 helai tergantung varietasnya. Antara
kelopak dan helaian terdapat lidah daun yang disebut ligula, fungsi ligula
adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan batang.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah
(diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga
memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret.
Dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (gluma). Bunga
jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence).
Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam
tongkol, yang tumbuh dari buku di antara batang dan pelepah daun. Umumnya
satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki
sejumlah bunga betina.
Biji jagung terletak pada tongkol
(janggel) yang tersusun memanjang. Pada tongkol tersimpan biji-biji jagung yang
menempel erat, sedangkan pada buah jagung terdapat rambut-rambut yang memanjang
hingga keluar dari pembungkus (kelobot). Setiap tanaman jagung terbentuk satu
sampai dua tongkol. Biji jagung memiliki bermacam-macam bentuk dan
bervariasi. Perkembangan biji dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain varietas tanaman, tersedianya makanan di dalam tanah dan faktor lingkungan
seperti sinar matahari dan kelembaban udara. Biji jagung manis yang masih
muda mempunyai ciri bercahaya dan berwarna jernih seperti kaca sedangkan biji
yang telah masak dan kering akan menjadi keriput atau berkerut.
Jagung manis mempunyai nilai nutrisi
yang lebih baik dibandingkan dengan jagung biasa. Kandungan zat gizi
jagung manis tiap 100 gram berat bahan yang dapat dimakan tertera pada Tabel 1
berikut:
Tabel 1. Nilai Zat Gizi Jagung Manis tiap 100 gram yang dapat dimakan
No
|
Zat gizi
|
Kandungan zat gizi
|
1
|
Energi
|
96,0
kalori
|
2
|
Protein
|
3,5 g
|
3
|
Lemak
|
1,0 g
|
4
|
Karbohidrat
|
22,8
g
|
5
|
Kalium
|
3,0
mg
|
6
|
Fosfor
|
111,0 mg
|
7
|
Besi
|
0,7
mg
|
8
|
Vitamin A
|
400,0 SI
|
9
|
Vitamin B
|
0,15 mg
|
10
|
Vitamin C
|
12,0 mg
|
11
|
Air
|
72,7 g
|
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1.
Jagung
Manis,
sebagai bahan yang akan diamati dalam pelaksanaan praktikum.
2.
Media
tanah, sebagai media
pertumbuhan
3.
Pupuk
(N) urea,
sebagai bahan perlakuan.
4.
Pupuk
(P) SP 36, sebagai
bahan perlakuan.
5.
Pupuk
(K) KCl, sebagai
bahan perlakuan.
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Pot , untuk tempat media pertumbuhan.
2. Cangkul, untuk mengambil sampel tanah.
3. Ember , untuk menyiram tanaman.
4.
Buku dan alat tulis,
untuk mencatat kegiatan pelaksanaan praktikum.
Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Rumah Kaca Jurusan Tanah
Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru,
pada hari Rabu tanggal 28 November 2012 pukul 15.00 -16.00 Wita.
Prosed Kerja
Pelaksanaan
1. Persiapkan alat dan bahan dalam peraktikum.
2. Sampel tanah dikering anginkan, ditumbuk dan diayak
sehingga menjadi halus.
3. Media tanaman jagung tersebut diberikan beberapa perlakuan pupuk N
(Urea), P (SP 36) dan K (Kcl).
4. Budidaya tanaman jagung dengan menggunakan pot 500 g
tanah dilaksanakan di rumah kaca jurusan tanah Fakultas Pertanian.
Perlakuan
Beberapa perlakuan
yang diberikan sampel tanah Melihat interaksi pupuk terhadap
jagung dalam pot dengan 500 g tanah, diantaranya :
A.
UREA
1.
Berat
100 kg/ha = 100.000 gr/ha
Volume per
pot = (0,005 m3 / 2.000 m3) x 100.000 gr = 0,25 gr/pot (U1)
2.
Berat
200 kg/ha = 200.000 gr/ha
Volume per
pot = (0,005 m3 / 2.000 m3) x 200.000 gr = 0,5 gr/pot (U2)
3.
Berat
300 kg/ha = 300.000 gr/ha
Volume per
pot = (0,005 m3 / 2.000 m3) x 300.000 gr = 0,75 gr/pot (U3)
B.
TSP
1.
Berat
50 kg/ha = 50.000 gr/ha
Volume per
pot = (0,005 m3 / 2.000 m3) x 50.000 gr = 0,125 gr/pot (T1)
2.
Berat
100 kg/ha = 100.000 gr/ha
Volume per
pot = (0,005 m3 / 2.000 m3) x 100.000 gr = 0,25 gr/pot (T2)
3.
Berat
150 kg/ha = 100.000 gr/ha
Volume per pot
= (0,005 m3 / 2.000 m3) x 100.000 gr = 0,375 gr/pot (T3)
C.
KCl
1.
Berat
50 kg/ha = 50.000 gr/ha
Volume per
pot = (0,005 m3 / 2.000 m3) x 50.000 gr = 0,125 gr/pot (K1)
2.
Berat
100 kg/ha = 100.000 gr/ha
Volume per
pot = (0,005 m3 / 2.000 m3) x 100.000 gr = 0,25 gr/pot (K2)
3.
Berat
150 kg/ha = 100.000 gr/ha
Volume per
pot = (0,005 m3 / 2.000 m3) x 100.000 gr = 0,375 gr/pot (K3)
Pengamatan :
1. Amati
tinggi tanaman
jagung
|
Hasil
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 1. Hasil Pengukuran
Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun pada Tanaman Jagung
No.
Pot
|
Minggu
I
|
Minggu
II
|
Minggu
III
|
|||||||||
TT (cm)
|
JD (helai)
|
TT (cm)
|
JD (helai)
|
TT (cm)
|
JD (cm)
|
|||||||
3HST
|
6HST
|
3HST
|
6HST
|
9HST
|
12HST
|
9HST
|
12HST
|
15HST
|
18HST
|
15HST
|
18HST
|
|
1
|
-
|
14
|
-
|
2
|
19
|
21
|
5
|
5
|
25,1
|
28,2
|
7
|
8
|
2
|
-
|
13
|
-
|
2
|
17
|
19
|
4
|
5
|
23,2
|
26,3
|
6
|
7
|
3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
8,5
|
-
|
3
|
15
|
19,3
|
4
|
5
|
4
|
-
|
10
|
-
|
2
|
14
|
17
|
4
|
5
|
20,1
|
23,5
|
6
|
7
|
5
|
-
|
8
|
-
|
2
|
11,5
|
14
|
4
|
5
|
19,3
|
22.4
|
6
|
7
|
6
|
-
|
10
|
-
|
2
|
12
|
14,8
|
4
|
5
|
17,2
|
21,1
|
6
|
6
|
7
|
-
|
12
|
-
|
2
|
14
|
19,4
|
4
|
5
|
22,5
|
23,9
|
6
|
7
|
8
|
-
|
2
|
-
|
-
|
9
|
14,5
|
3
|
4
|
17,6
|
19,8
|
5
|
5
|
9
|
-
|
11
|
-
|
2
|
13,5
|
17,7
|
4
|
5
|
19,9
|
21,4
|
6
|
6
|
10
|
-
|
4
|
-
|
-
|
9
|
13,2
|
2
|
4
|
16,4
|
19,6
|
5
|
5
|
11
|
-
|
7,5
|
-
|
1
|
12
|
15
|
3
|
4
|
18,3
|
20,4
|
5
|
5
|
12
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4
|
12,2
|
1
|
3
|
17,8
|
22,3
|
4
|
5
|
13
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4
|
11
|
1
|
3
|
16,2
|
17,9
|
4
|
4
|
14
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
10,1
|
-
|
3
|
15,3
|
17,4
|
4
|
4
|
15
|
-
|
2,5
|
-
|
-
|
6
|
9,7
|
2
|
3
|
14,4
|
16
|
4
|
4
|
16
|
-
|
2
|
-
|
-
|
8
|
17,3
|
2
|
4
|
20,4
|
22
|
5
|
5
|
17
|
-
|
3
|
-
|
-
|
7,6
|
15,2
|
2
|
4
|
19,5
|
21,1
|
5
|
6
|
18
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4,2
|
9,9
|
-
|
3
|
12,1
|
13,2
|
4
|
4
|
19
|
-
|
6
|
-
|
-
|
11
|
19
|
2
|
4
|
22
|
23,7
|
5
|
6
|
20
|
-
|
1,5
|
-
|
-
|
7,5
|
15,2
|
3
|
4
|
18,7
|
20,1
|
5
|
5
|
21
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4
|
13,2
|
-
|
3
|
15
|
17,2
|
4
|
4
|
22
|
-
|
3
|
-
|
-
|
8
|
16.4
|
2
|
4
|
19.2
|
21,1
|
5
|
6
|
23
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3,5
|
9,7
|
-
|
2
|
14
|
16,2
|
4
|
5
|
24
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5
|
11,2
|
2
|
3
|
14
|
15,7
|
4
|
5
|
25
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4
|
10,2
|
-
|
3
|
12,6
|
14,1
|
4
|
5
|
26
|
-
|
4
|
-
|
-
|
4,5
|
12
|
-
|
4
|
15,3
|
17,2
|
5
|
6
|
27
|
-
|
2,5
|
-
|
-
|
7,3
|
13,2
|
2
|
3
|
17,1
|
18,7
|
4
|
5
|
Tabel
2. Hasil pengukuran tinggi tanaman (cm) jagung pada umur 18 HST akibat pengaruh
perlakuan dosis dan jenis pupuk kimia dengan
menggunakan Uji ANOVA
Faktor Perlakuan
|
Ulangan
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
|||
Pupuk
|
B
|
1
|
2
|
3
|
||
Urea
|
U1
|
21,46
|
19,7
|
11,45
|
52,61
|
17,54
|
U2
|
16,92
|
10,56
|
15,02
|
42,50
|
14,17
|
|
U3
|
18,36
|
12,58
|
16,7
|
47,64
|
15,88
|
|
SUB TOTAL
|
56,7
|
42,8
|
43,2
|
142,75
|
||
SP-36
|
T1
|
12,44
|
14,64
|
14,08
|
41,16
|
13,72
|
T2
|
12,28
|
11,45
|
9,72
|
33,45
|
11,15
|
|
T3
|
13,94
|
13,28
|
9,85
|
37,07
|
12,36
|
|
SUB TOTAL
|
38,7
|
39,4
|
33,7
|
111,68
|
||
KCl
|
K1
|
16,34
|
12,6
|
12,35
|
41,29
|
13,76
|
K2
|
10,26
|
10,85
|
11,48
|
32,59
|
10,86
|
|
K3
|
10,22
|
10,6
|
11,76
|
32,58
|
10,86
|
|
SUB TOTAL
|
36,8
|
34,1
|
35,6
|
106,46
|
||
TOTAL
|
132,22
|
116,26
|
112,41
|
360,89
|
13,37
|
Tabel 3. Hasil
analisis ragam tinggi tanaman jagung dengan menggunakan ANOVA
Sumber Keragaman
|
db
|
JK
|
KT
|
F-hitung
|
F-tabel
|
P-value
|
||
5%
|
1%
|
|||||||
Kelompok
|
2
|
24,52
|
12,26
|
1,97
|
tn
|
3,63
|
6,23
|
0,171
|
Perlakuan
|
8
|
129,34
|
16,17
|
2,60
|
tn
|
2,59
|
3,89
|
0,049
|
Jenis Pupuk
|
2
|
85,54
|
42,77
|
6,89
|
* *
|
3,63
|
6,23
|
0,007
|
Dosis
|
2
|
40,58
|
20,29
|
3,27
|
tn
|
3,63
|
6,23
|
0,065
|
Jenis Pupuk x Dosis
|
4
|
3,22
|
0,80
|
0,13
|
tn
|
3,01
|
4,77
|
0,969
|
Galat
|
16
|
99,32
|
6,21
|
|
|
|
|
|
TOTAL
|
26
|
253,176
|
|
|
KK =
|
18,64%
|
|
Keterangan :
* = Berpengaruh nyata
** = Berpengaruh sangat nyata
ns = Nonsignificant (tidak berpengaruh nyata)
Jarak Nayat LSD
|
Perlakuan
|
5%
|
1%
|
Jenis Pupuk
|
2,49
|
3,43
|
|
Dosis
|
2,49
|
3,43
|
|
J. pupuk xDosis
|
4,31
|
5,94
|
Tabel 4. Perbandingan
Orthogonal Polinomial pada perlakuan dosis dan jenis pupuk
Perbandingan
Linear
|
Perlakuan
|
∑
Cij2
|
||||||||
D1
|
D2
|
D3
|
D4
|
D5
|
D6
|
D7
|
D8
|
D9
|
||
L1 = D1D2 D3 VS
D4 D5 D6 D7 D8 D9
|
+6
|
+6
|
+6
|
- 3
|
- 3
|
- 3
|
- 3
|
- 3
|
- 3
|
342
|
L2 = D4 V5 D6 DS
D7 D8 D9
|
0
|
0
|
0
|
+ 1
|
+ 1
|
+ 1
|
- 1
|
- 1
|
- 1
|
12
|
L3 = D1 VS D2 D3
|
+2
|
- 1
|
- 1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
6
|
L4 = D2 VS D3
|
0
|
+ 1
|
- 1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
L5 = D4 VS D5 D6
|
0
|
0
|
0
|
+ 2
|
- 1
|
- 1
|
0
|
0
|
0
|
6
|
L6 = D5 VS D6
|
0
|
0
|
0
|
0
|
+ 1
|
- 1
|
0
|
0
|
0
|
2
|
L7 = D7 VS D8 D9
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
+2
|
- 1
|
- 1
|
6
|
L8 = D8 VS D9
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
+ 1
|
- 1
|
2
|
a)
Uji BNT (Beda Nyata Terkecil)
BNT (α) = t (α:
dbe) . √ 2KTG / n
BNT (0,05) = t
(0,05 : 16) = 2,12
= 2,12 √ 2 (6,21/3)
= 4,31
Rata-rata
17,54
|
14,17
|
15,88
|
13,72
|
11,15
|
12,36
|
13,76
|
10,86
|
10,86
|
i 17,54 – 15,88 = 1,66
(lebih kecil dari 4,31 berarti sama)
g 15,88 - 14,17 = 1,71
(lebih kecil dari 4,31 berarti sama)
h 14,71 – 13,76 = 0,95
(lebih kecil dari 4,31 berarti sama)
e 13,76 – 13,72 = 0,04 (lebih kecil dari 4,31 berarti sama)
c 13,72 – 11,15 = 2,57
(lebih kecil dari 4,31 berarti sama)
d 11,15 – 10,86 = 0,29
(lebih kecil dari 4,31 berarti sama)
f 10,86 – 10,86 = 0 (lebih
kecil dari 4,31 berarti sama)
b
a
10,86 10,86 11,15 12,36 13,72 13,76 14,17 15,88 17,54
a
Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat
diketahui bahwa pengaruh pemberian beberapa tingkat dosis pupuk N (urea), P (sp 36) dan K (kcl) dalam
budidaya tanaman jagung manis dalam pot 500 g tanah sebanyak 27 pot memiliki pertumbuhan
dan perkembangan tanaman jagung yang berbeda-beda.
Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan parameter
yang diamati diantaranya tinggi tanaman dan
jumlah daun. Pada pengamatan minggu pertama 3 HST belum adanya pertumbuhan tanaman jagung, sedangkan 6 HST sudah
terdapat pertumbuhan tanaman jagung tersebut, dari 27 pot sampel tanaman dapat
diperoleh hasil bahwa parameter yang paling tinggi terdapat pada pada pot No.
1 yaitu
tinggi tanaman 14 cm dan jumlah daun 2 helai dan parameter yang paling rendah terdapatdua pot yaitu pada pot No. 8 tinggi tanaman 2 cm dengan
jumlah helai daun 9 dan pot No. 16 tinggi tanaman 2 cm dan belum
memiliki helai daun.
Pada pengamatan minggu ke-II 9 HST parameter tanaman
yang paling tinggi terdapat pada pot No. 1 yaitu 19 cm dengan jumlah helai daun
5 helai, dan parameter yang paling rendah terdapat dua pot yaitu pada pot No. 3 dan pot No. 4 masing-masing memilikii
tinggi tanaman 3 cm dan tidak memilki helai daun. Sedangkan pada pengamatan 12 HST
masih dalam minggu ke-II parameter tinggi tanaman terdapat pada pot No. 1 yaitu
21 cm dengan jumlah helai daun 5 helai, dan parameter yang paling rendah
terdapat dua pot yaitu pada pot No. 15
yang memiliki tinggi tanaman 9,7 dengan helai daun 3, dan pot No.23
memiliki tinggi tanaman yaitu 9,7 cm 2 jumlah helai daun.
Pada pengamatan minggu ke-III 15 HST parameter yang
paling tinggi terdapat masih terdapat pada pot No.1 yaitu 25,1 cm dengan jumlah
daun 7, dan parameter yang paling rendah terdapat pada pot No. 18 yaitu 12,1 cm dengan helai daun 4.
Sedangkan pengamatan pada 18 HST masih dalam minggu ke-III parameter yang
paling tinggi terdapat dua pot yaitu
pada pot No.1 memiliki tinggi tanaman 28,2 cm dengan jumlah helai daun
8. dan pot No. 2 memiliki tinggi tanaman 26,3 cm dengan 7 jumlah helai daun.
Sedangkan untuk pengukuran tinggi tanaman (cm) jagung
pada umur 18 HST akibat pengaruh beberapa perlakuan dosis dan jenis pupuk kimia
dengan menggunakan uji ANOVA, diantara faktor perlakuan tersebut dengan
menggunakan tiga macam jenis pupuk yaitu pupuk urea, SP-36 dan KCl. Hal ini dapat diketahui bahwa rata-rata hasil
perlakuan menggunakan pupuk yaitu U1 =
17,54, U2 = 14,17 dan U3 = 15,88 dan untuk perlakuan menggunakan SP-36
diantaranya TI=13,72, T2=11,15 dan T3=12,36. Sedangkan untuk faktor perlakuan
menggunakan pupuk KCl yaitu K1=13,76, K2=10,86 dan K3=10,86. Dari ketiga faktor
perlakuan tersebut yang paling tinggi hasil dari rata-rata pertumbuhan tanaman
jagung mengguanakan faktor perlakuan pupuk Urea. Sedangkan untuk hasil ragam
tinggi tanaman menggunakan ANOVA F-hitung 6,89 sangat berpengaruh nyata (**).
Untuk perbandingan Orthogonal polinomial pada
perlakuan dosis dan jenis pupuk bahwa perbandingan linier Li,
2, … L8 dengan perlakuan yaitu
D1,D2, D3, VS D4, D5, D6, D7, D8, D9 menyatakan bahwa jumlah paling tinggi ∑
Cij2 terdapat pada
perbandingan linier L1= 342 sedangkan yang paling rendah terdapat
pada tiga perbandingan linier masing-masing jumlah paling rendah ∑
Cij2 yaitu L4=
2, L6=2 dan L8=2. Dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil)
sebesar 4,31. Selain itu terdapat faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman suatu bahan adalah sifat fisik dan kimia
dari produk tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari praktikum kali ini sebagai berikut :
1) Berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan, dapat diketahui bahwa pengaruh pemberian beberapa tingkat
dosis pupuk N (urea), P (sp 36) dan K
(kcl) dalam budidaya tanaman jagung manis dalam pot 500 g tanah sebanyak 27 pot
memiliki pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung yang berbeda-beda.
2) Parameter yang paling rendah pada pengamatan tiga minggu tanaman jagung terdapat pada minggu ke-I 6 HST
terdapat dua pot yaitu pot No. 8 dan pot No. 9 dengan masing-masing
tinggi tanaman 2 cm jumlah yang belum
memiliki helai daun.
3) Parameter yang paling tinggi
pada pengamatan tiga minggu tanaman jagung
terdapat pada minggu ke-III 18 HST yaitu 28,2 cm yang memiliki 8 jumlah helai
daun.
4) Pengukuran tinggi tanaman (cm)
jagung pada umur 18 HST dengan menggunakan uji ANOVA yang paling tinggi
terdapat pada faktor perlakuan ppuk Urea rata-rata hasil yaitu U1 = 17,54, U2 =
14,17 dan U3 = 15,88
5) Hasil ragam tinggi tanaman
menggunakan ANOVA F-hitung 6,89 sangat berpengaruh nyata **.
6) Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman suatu
bahan adalah sifat fisik dan kimia dari produk tersebut.
Saran
Sebaiknya dalam praktikum ini derjakan lebih cermat dan teliti terutama
dalam segi tempat praktikum sehingga tidak terjadi hal-hal yang membuat
praktikum tersebut tidak tumbuh secara optimal karena gangguan luar.
DAFTAR
PUSTAKA
A. Rahmi dan Jumiati. 2003
Anonim. 2008. Tanaman Jagung Manis (Sweet Corn) : www.usahawantani.com/.../Tanaman-Jagung-Manis-Sweet.Corn.
Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Pemupukan POC Super ACI terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Jagung Manis. Fakultas
Pertanian
Universitas Tujuh
Belas Agustus 1945 Samarinda.
Diakses pada tanggal 07 Desember 2012.
Badan Pusat Statistik 2009. Potensi
Ekonomi Andalan Provinsi Sumatera Selatan, Palembang. Diakses
di http://www.bps.co.id. pada tanggal 07
Desember 2012.
Derna, H. 2007. Jagung
manis. Diakses di http://www.scribd.com/doc/38158723/jagung
manis-no4.pdf. pada tanggal 07
Desember 2012.
Hanafia, Kemas, A. 2010. Rancangan
Percobaan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Harizamrry. 2007. Artikel Jagung Manis. Diakses
di http://harizamrry.com/2007/…/Tanaman-Jagung-Manis-Sweet-Corn. pada tanggal 07
Desember 2012.
Hasibuan.
2006. Pupuk dan Pemupukan. USU Press. Medan.
Pinus Lingga dan Marsono.
2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar swadaya: Jakarta
Purwono, M.
S. dan Hartono, R. 2005. Bertanam Jagung Unggul.
Penebar Swadaya. Bogor
Sudarsana, N. K. 2000. Pengaruh
Efektifitas Microorganisme-4 (EM-4) dan Kompos terhadap Produksi Jagung Manis
(Zea mays saccharata Sturt)
pada tanggal 07 Desember 2012.
Simanungkalit, R, D, M . dan
Suriadikarta, D, A. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.
diakses di http://balittanah.deptan.go.id/dokumentasi/…/pupuk%2
organik.pdf. pada tanggal 07 Desember 2012.
Tim Karya Tani Mandiri.
2010. Pedoman Bertanam Jagung. Diakses pada tanggal 07 Desember 2012.
Yulianti, D. 2010. Pengaruh
Hormon Organik dan Pupuk Organik Cair (POC) Super Nasa terhadap Produksi
Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt). Diakses di http://penelitian-organik-penelitian.blogspot.com/2010. pada tanggal
07 Desember 2012.
Pupuk ke tiga jagung manis biar buah besar dan ber bobot
ReplyDelete